Hari Santri Nasional, PKB: Sorotan Publik Harus Jadi Momentum Perbaikan

2 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR RI, Syaiful Huda menyerukan agar kalangan pesantren terus berbenah dan memperkuat tata kelola kelembagaan di tengah tantangan zaman yang kian berat. Pernyataan ini disampaikan Huda bertepatan dengan peringatan Hari Santri 2025 yang diwarnai berbagai ujian bagi dunia pesantren.

“Tahun ini kalangan santri dan pesantren menghadapi cobaan bertubi. Mulai musibah ambruknya mushala Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo yang menelan korban lebih dari 60 santri hingga munculnya berbagai fitnah, celaan, hingga berbagai framing negatif lainnya. Rentetan peristiwa ini harus menjadi momentum untuk memperkuat sistem keamanan, manajemen, dan tata kelola pesantren secara menyeluruh,” ujar Huda dalam keterangannya, di Jakarta, Rabu (22/10/2025).

Dia menjelaskan, pandangan minor ke kalangan pesantren tersebut diperparah oleh munculnya tayangan “Expose Uncensored” di salah satu televisi nasional yang menarasikan pesantren sebagai sarang feodalisme dan eksploitasi santri. Hal ini menimbulkan pandangan negatif di masyarakat.

“Sorotan publik harus dijadikan early warning bahwa pesantren kini menjadi perhatian besar. Karena itu, pesantren perlu terus berbenah dalam setiap langkah dan kebijakannya,” ujar dia.

Huda menegaskan bahwa pesantren memiliki jasa besar dalam sejarah perjuangan bangsa. Sejak masa revolusi fisik, para kiai dan santri menjadi garda terdepan dalam perlawanan terhadap penjajahan, bahkan ikut mengangkat senjata melalui laskar perjuangan seperti Hizbullah.

“Pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama, tetapi benteng moral dan kebangsaan yang ikut melahirkan kemerdekaan Indonesia,” kata Wakil Ketua Komisi V DPR RI tersebut.

Saat ini, kata Huda, pesantren tak hanya menghadapi tantangan internal terhadap perbaikan manajemen dan tata kelola namun juga menghadapi tantangan eksternal. Perkembangan teknologi, budaya, dan politik global yang begitu cepat, membuat pesantren dituntut untuk terus bertransformasi.

“Pesantren tidak cukup hanya mengajarkan ilmu agama. Santri juga harus dibekali kemampuan di bidang teknologi informasi, kedokteran, sosial, politik, hingga bioteknologi. Pesantren harus menjadi pusat pembelajaran masa depan,” ujarnya.

Huda juga menyoroti pentingnya peningkatan fasilitas di lingkungan pesantren agar para santri dapat belajar dengan aman dan nyaman. “Mulai dari kamar, ruang belajar, hingga tempat ibadah, semuanya harus memenuhi standar keselamatan dan kenyamanan. Di sinilah peran negara harus hadir,” ungkapnya.

Legislator asal Jabar VIII ini menambahkan, dukungan negara dalam bentuk bantuan infrastruktur dan anggaran harus diimbangi dengan transparansi dan akuntabilitas dari pihak pesantren. “Pengelolaan pesantren perlu terbuka dan siap diaudit secara berkala. Ini bukan untuk membatasi, tetapi untuk memastikan pesantren terus maju dan dipercaya publik,” ujar Huda.

Read Entire Article
Politics | | | |