Alfi Mahdiyah Rahmawati
Info Sehat | 2025-06-15 12:29:33
Di tengah arus globalisasi yang menyebabkan ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang pesat, kita semua juga dituntut untuk terus beradaptasi terhadap perubahan tersebut. Perkembangan teknologi memberikan dampak positif, seperti mudahnya akses terhadap informasi dan pengetahuan baru dari berbagai belahan dunia, terutama di bidang kesehatan. Bahkan, dari internet kita dapat mencari tahu gejala penyakit, obatnya, maupun cara penanganannya. Namun, di Indonesia sendiri, belum semua orang bisa mengakses internet untuk mendapatkan informasi terkait kesehatan. Apalagi, tingkat literasi di Indonesia terbilang cukup rendah, terkadang membuat masyarakat tidak bisa menyaring informasi dengan benar. Sehingga, perlu adanya pihak yang membantu memberikan informasi atau sebagai jembatan bagi masyarakat terkait kesehatan, salah satunya yaitu para mahasiswa.
Dalam menanggapi hal tersebut, para mahasiswa dari program studi D3 Keperawatan Gresik, Universitas Airlangga, melakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa edukasi terkait penggolongan obat dan sediaan obat. Kami dari kelompok 4 kelas GR-2A mengambil tema “Ibu Tanggap Obat.” Kegiatan dilakukan secara luring pada Sabtu, 28 Mei 2025, bertempat di Balai Desa Singorejo RT 04 RW 04, Kecamatan Kebonmas, Kabupaten Gresik. Sasaran yang dipilih yakni ibu-ibu PKK, karena para ibu memiliki peran penting dalam rumah tangga, termasuk dalam urusan kesehatan keluarga. Namun, kenyataannya masih banyak yang memberikan obat berdasarkan saran dari tetangga atau pengalaman pribadi tanpa tahu termasuk golongan apa, sediaan apa yang cocok untuk digunakan, aturan konsumsi yang tepat, serta efek sampingnya.
Berdasarkan kegiatan edukasi tersebut, dapat diketahui bahwa kebanyakan ibu-ibu baru mengetahui bahwa obat digolongkan ke dalam golongan-golongan tertentu. Adapun macam golongan obat yaitu obat bebas (logo hijau), obat bebas terbatas (logo biru), obat keras (logo merah dengan huruf K), narkotika (logo + merah), obat jamu (logo daun), obat herbal (logo tiga bintang), dan obat fitofarmaka (logo keping salju). Terdapat bentuk sediaan obat, seperti obat padat (tablet, kapsul, pil, serbuk, sirup), obat semi padat (krim, salep, gel, supositoria), cair (larutan, suspensi), dan gas (inhalasi, aerosol). Penggunaan media papan obat interaktif bertujuan untuk memudahkan dalam memahami materi yang disampaikan, serta e-magazine yang dapat dibaca kapan pun di mana pun sebagai bahan literasi. Penggunaan metode diskusi interaktif adalah pilihan yang tepat karena dengan itu kami dapat melihat antusiasme dan umpan balik yang baik. Hasil pretest-posttest pun menunjukkan kemajuan, menandakan bahwa materi edukasi dapat diterima dengan baik.
Momen paling menarik selama kegiatan yaitu ketika kami para mahasiswa dan ibu-ibu saling berbagi cerita pengalaman dan ilmu. Dari situ dapat dilihat bahwa edukasi tidak hanya sekadar menyampaikan materi, tetapi juga saling memahami, mendengarkan dengan penuh empati. Forum diskusi tanpa menghakimi dan merasa paling tahu, membuat masyarakat lebih terbuka dan siap untuk menerima insight baru yang siapa tahu dapat merubah suatu kebiasaan menjadi lebih baik.
Menurut saya, kegiatan pengabdian masyarakat ini menjadi salah satu bukti bahwa para mahasiswa dapat memberikan dampak langsung terhadap masyarakat, walau sekecil apapun. Ilmu yang didapatkan di bangku perkuliahan sebisa mungkin harus kita bagikan sebagai tanggung jawab moral, agar dapat membawa manfaat bagi orang banyak. Edukasi yang kami lakukan tidak hanya sekadar membahas soal penggolongan dan sediaan obat, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat untuk lebih sadar terhadap pentingnya literasi dan mempelajari hal-hal baru yang terlihat sepele, tetapi sangat berdampak bagi diri sendiri dan orang sekitar. Saya berharap kegiatan-kegiatan semacam ini dapat dikembangkan melalui kolaborasi antarprofesi kesehatan dan kerja sama dengan sektor pemerintahan, seperti puskesmas, supaya materi yang dapat diberikan bisa lebih beragam dan valid. Saya juga berharap edukasi ini tidak hanya membawa dampak secara fisik, tetapi juga pengetahuan dan informasi.
Pada akhirnya, perubahan besar berawal dari langkah kecil. Dari sebuah balai desa sederhana, papan obat interaktif, dan diskusi hangat yang dipenuhi canda tawa akan membawa kami bergerak menuju masyarakat yang cerdas.
Oleh: Alfi Mahdiyah Rahmawati
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.