REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah di level 8.176,36 pada perdagangan Senin (3/11/2025). Pelemahan ini terjadi di tengah padatnya rilis data ekonomi domestik yang akan menjadi penentu arah pasar sepanjang pekan ini.
PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memproyeksikan IHSG akan bergerak fluktuatif, dengan fokus utama pada rilis pertumbuhan ekonomi kuartal III, PMI manufaktur, dan inflasi Oktober. “Meskipun pertemuan Presiden Xi Jinping dan Donald Trump serta kebijakan The Fed yang menghentikan Quantitative Tightening menjadi sentimen positif, trader perlu waspada terhadap padatnya rilis data ekonomi domestik pekan ini. Money management dan risk management menjadi kunci utama,” ujar Equity Analyst IPOT, Imam Gunadi.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.IPOT memperkirakan investor jangka pendek akan menghadapi volatilitas tinggi akibat data makro yang padat. Sementara itu, investor jangka panjang disarankan mencermati laporan keuangan kuartal III sebagai acuan mengevaluasi emiten dengan kinerja solid.
Konsensus Bloomberg memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2025 berada di kisaran 4,8 persen. Angka ini menunjukkan potensi perlambatan dibanding kuartal sebelumnya seiring moderasi aktivitas domestik dan tekanan eksternal.
Dari sektor manufaktur, PMI Indonesia turun dari 51,5 menjadi 50,4, menandakan pelemahan aktivitas produksi. Kenaikan biaya bahan baku dan menurunnya permintaan ekspor disebut menjadi penyebab utama.
Sementara itu, inflasi Oktober diperkirakan melandai menjadi 2,59 persen secara tahunan dari 2,65 persen pada September. Angka tersebut menegaskan stabilitas harga domestik relatif terjaga di tengah kondisi global yang belum pasti.
Pasar global turut mendapat dorongan dari hasil pertemuan Presiden Xi Jinping dan Donald Trump di Busan, Korea Selatan, pada 30 Oktober 2025. Amerika Serikat sepakat menurunkan tarif impor produk China dari 57 persen menjadi 47 persen, sementara China berkomitmen membeli kembali 12 juta ton kedelai AS hingga Januari 2026.
Di pasar domestik, investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp2,2 triliun setelah pertemuan tersebut. Namun, IHSG sempat terkoreksi pada awal pekan lalu akibat isu evaluasi perhitungan free float pada saham berkapitalisasi besar.
Secara teknikal, IPOT memperkirakan IHSG akan bergerak di kisaran 7.959–8.354. Level atas bisa tercapai bila data pertumbuhan ekonomi dan inflasi menunjukkan fundamental yang solid, sementara skenario negatif muncul bila data ekonomi melemah atau tekanan global meningkat.

7 hours ago
3










































