Kobaran api terlihat di fasilitas penyimpanan minyak Iran yang terbakar akibat serangan Israel di Teheran, Iran, Ahad (15/6/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kementerian Perminyakan Iran menegaskan, perang dengan Israel tidak menjadi kendala dalam produksi minyak bumi di dalam negeri. Di Isfahan, kilang minyak bumi setempat tetap beroperasi secara penuh.
"Seluruh karyawan kompleks (kilang minyak) ini, dengan upaya dan komitmen mereka yang terus-menerus, tetap melanjutkan proses produksi. Penyediaan bahan bakar untuk negara ini tetap berjalan, tanpa gangguan," demikian petikan pernyataan Kementerian Perminyakan Iran, dikutip kantor berita semi-resmi Iran, ISNA, Ahad (15/6/2025).
Rilis yang sama juga meneaskan, seluruh unit operasional, fasilitas, dan departemen kilang minyak di Isfahan berada dalam kondisi yang stabil. Pemerintah pusat meminta warga agar tidak khawatir akan pasokan bahan bakar dalam negeri.
Pernyataan ini disampaikan Teheran menyusul laporan adanya serangan udara Israel terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Shahid Raisi di Isfahan, Sabtu (14/6/2025) dini hari waktu setempat.
Kantor Berita Republik Iran, IRNA, mengutip pernyataan Wakil Gubernur Isfahan, Akbar Salehi. Ia menegaskan, tim penyelamat telah dikerahkan demi menangani dampak serangan tersebut.
Beruntung, tidak ada korban jiwa yang langsung dilaporkan setelah serangan terhadap pembangkit listrik tersebut. Menanggapi kekhawatiran mengenai kemungkinan kebocoran radiasi, Salehi menyampaikan tidak ada polusi dari fasilitas tersebut yang bisa menimbulkan kekhawatiran.
Pada Jumat (13/6/2025), militer Israel juga menargetkan fasilitas nuklir Natanz dan Fordo. Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) melaporkan kontaminasi nuklir terdeteksi di dalam fasilitas nuklir Natanz setelah serangan Israel.
"Beberapa kontaminasi terdeteksi di dalam fasilitas tersebut, namun kontaminasi ini tidak menyebar ke luar fasilitas," kata Juru Bicara AEOI Behrouz Kamalvandi kepada televisi pemerintah Iran dikutip dari Anadolu, kemarin.
sumber : Al Jazeera