Jaguar Land Rover Lumpuh Akibat Serangan Siber, Produksi Tertunda hingga Oktober

2 hours ago 2

Seorang staf bekerja di jalur produksi di pabrik Jaguar Land Rover di Solihull, Inggris, 15 Desember 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Produsen mobil terbesar Inggris, Jaguar Land Rover (JLR), terpaksa memperpanjang penutupan pabriknya hingga 1 Oktober setelah serangan siber pada awal September melumpuhkan operasional dan membuat pemasok kecil kesulitan.

Perusahaan milik Tata Motors India ini mengoperasikan tiga pabrik di Inggris dengan kapasitas produksi sekitar 1.000 unit mobil per hari. Akibat serangan tersebut, JLR ditaksir merugi hingga 50 juta poundsterling (Rp1,12 triliun) per pekan. Sebagian dari 33.000 karyawannya kini diminta bekerja dari rumah.

Insiden ini kembali menyoroti kerentanan bisnis global terhadap serangan siber dan ransomware yang semakin sering terjadi, menargetkan sektor penting mulai dari kesehatan, pertahanan, keuangan, hingga ritel. Namun, hingga kini belum ada detail siapa pihak di balik serangan terhadap JLR.

Menurut laporan The Insurer, JLR belum sempat menuntaskan kesepakatan asuransi siber dengan broker Lockton sebelum serangan terjadi. Akibatnya, perusahaan tampak tidak memiliki perlindungan langsung atas insiden ini. JLR menolak memberikan komentar terkait kabar tersebut.

Menteri Bisnis Inggris Peter Kyle dijadwalkan mengunjungi fasilitas JLR pada Selasa, bersama Menteri Industri Chris McDonald. “Kami memiliki dua prioritas: membantu Jaguar Land Rover kembali beroperasi secepat mungkin serta menjaga kesehatan jangka panjang rantai pasokan,” ujar McDonald.

Selain menjaga rantai pasokan dan menyelamatkan lapangan kerja, pemerintah Inggris juga khawatir dampak ekonomi dari penutupan ini semakin meluas.

Ancamansiber meningkat

Serangan terhadap JLR muncul di tengah meningkatnya tren ransomware berprofil tinggi. Akhir pekan lalu, serangan serupa melumpuhkan perusahaan layanan check-in bandara dan menyebabkan kekacauan di sejumlah bandara besar Eropa.

Data resmi yang dirilis Juni lalu menunjukkan lebih dari 40% bisnis di Inggris melaporkan mengalami serangan siber dalam 12 bulan terakhir. Beberapa merek ternama seperti Marks & Spencer dan Co-op juga menjadi korban.

JLR menyatakan sedang menyusun jadwal untuk memulai kembali produksi secara bertahap. “Kami mengambil keputusan ini untuk memberikan kejelasan untuk minggu depan sambil melanjutkan penyelidikan,” kata pernyataan resmi JLR.

Perusahaan yang memproduksi model ikonik seperti Range Rover dan Defender ini mengklaim mendukung 104.000 pekerjaan di rantai pasok di seluruh Inggris. Serikat pekerja Unite telah memperingatkan potensi pemutusan hubungan kerja dan mendesak pemerintah memberikan dukungan penuh demi menjaga kelangsungan perusahaan.

sumber : Reuters

Read Entire Article
Politics | | | |