Juara Karya Ilmiah Hadis Nasional: Gadis Kaltim Cetak Sejarah di STQH XXVIII

5 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Kabar gembira datang dari Kendari, Sulawesi Tenggara, di ajang bergengsi Seleksi Tilawatil Qur'an dan Hadis (STQH) Nasional XXVIII. Seorang perempuan muda penuh semangat dari Kalimantan Timur (Kaltim), Tara Aqila Humayra, berhasil mengukir sejarah dengan merebut Juara Pertama pada cabang lomba Karya Tulis Ilmiah Hadis (KTIH) putri. Ini adalah pertama kalinya cabang KTIH dipertandingkan di tingkat nasional, dan Tara langsung membuktikan dominasinya.

Tara tidak hanya membawa pulang gelar juara, tetapi juga menyumbangkan poin berharga bagi Kafilah Kaltim. Dengan skor yang mengesankan, ia menunjukkan kemampuan luar biasa dalam menulis, mensyarah, dan mempresentasikan ide-ide ilmiahnya tentang hadis dengan cara yang relevan dengan isu-isu terkini.

Perjalanan Tara menuju puncak tidaklah mudah. Ia harus melewati tiga tahapan ketat dan mengungguli 25 wakil dari provinsi lain. Di babak penyisihan, ia menulis makalah tentang "Digital Free Family Hour: Upaya Mengatasi Loneliness Epidemic Akibat Kesibukan Orang Tua".

Lalu, di semifinal, ia memukau para juri dengan judul "Ketahanan Pangan Islami: Mewujudkan Food Estate Berkeadilan dan Good Handling Practice yang Berkah", yang membawanya ke babak final.

Di babak pamungkas, Tara harus mempresentasikan dan mempertahankan tulisannya di hadapan sembilan Dewan Hakim yang hampir semuanya bergelar profesor. Salah satu pertanyaan menggelitik datang dari Prof. Ahmad Rofiq dari UIN Semarang, "Seandainya Anda menjadi Menteri Pertanian, langkah apa yang akan Anda lakukan untuk memperkuat ketahanan pangan di Indonesia?"

Dengan tenang dan sistematis, Tara menjawab akan menerapkan skema Hexa Helix, sebuah kolaborasi optimal antara pemerintah, akademisi, masyarakat, dunia usaha, media, dan lembaga sosial. Jawaban cerdas itu membuat Prof. Rofiq berkelakar, "Anda layak jadi menteri pertanian, tinggal nunggu nasib aja," yang disambut tepuk tangan meriah dari penonton di Aula Kantor Kementerian Agama Sulawesi Tenggara.

Kemenangan Tara menjadi bukti bahwa santri dan pesantren mampu melahirkan gagasan inovatif dan menjawab tantangan zaman.

Murah Senyum

Tara Aqila Humayra, dikenal sebagai gadis yang marah senyum ini adalah perwakilan dari Kalimantan Timur. Lahir di Jakarta pada 2 Juni 2005, dara muda ini membuktikan bahwa semangat belajar dan ketekunan mampu menghasilkan karya yang berbuah prestasi nasional.

Read Entire Article
Politics | | | |