Kasus WNI Terlibat Online Scam di Kamboja Melonjak 263 Persen

9 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KBRI Phnom Penh telah menangani 1.301 kasus WNI bermasalah di Kamboja sepanjang Januari hingga Maret tahun ini. Jumlah tersebut melonjak 174 persen jika dibandingkan periode yang sama pada 2024 lalu.

Dari 1.301 kasus WNI bermasalah yang telah ditangani, sebanyak 1.112 atau 85 persen di antaranya terkait dengan penipuan daring atau online scam. Pada rentang Januari-Maret 2024, KBRI Phnom Penh menangani 306 kasus WNI terlibat kasus online scam. Artinya jumlah kasus mengalami peningkatan 263 persen tahun ini.

Dubes RI untuk Kerajaan Kamboja, Santo Darmosumarto, mengungkapkan, banyak di antara WNI yang terlibat kegiatan online scam sudah berada Kamboja lebih dari enam bulan. “Nampaknya walaupun sudah ada imbauan pemerintah, walaupun pemberitaan di media cukup masif, dan kasus sering viral di sosial media, ternyata masih banyak WNI yang terbuai dengan tawaran pekerjaan yang menyesatkan, yang janjikan gaji tinggi, kerjaan mudah, fasilitas enak, dan persyaratan yang minim," ucap Santo dalam keterangannya, Kamis (24/4/2025).

Santo kembali memperingatkan masyarakat Indonesia agar lebih berhati-hati dalam mencari dan menerima tawaran pekerjaan di luar negeri. "Diperlukan peningkatan edukasi dan literasi digital agar WNI terhindar dari jebakan perekrutan loker ilegal dan kejahatan daring yang merugikan banyak pihak," ujarnya. 

"KBRI Phnom Penh akan perkuat koordinasi dengan instansi-instansi terkait di Tanah Air guna mendorong upaya pencegahan, penanggulangan, dan penindakan, terutama atas kasus WNI bermasalah di Kamboja," tambah Dubes Santo.

Selain terkait online scam, sepanjang Januari-Maret tahun ini kasus WNI bermasalah yang ditangani KBRI Phnom Penh mencakup permasalahan perdata, ketenagakerjaan, dan keimigrasian dari berbagai sektor bisnis serta industri. Sesuai informasi imigrasi Kamboja, pada 2024 tercatat lebih dari 131 ribu WNI menetap dan bekerja secara legal di Kamboja.

Sepanjang Januari-Maret tahun ini, KBRI Phnom Penh juga menangani 28 kasus kematian WNI. Angka itu naik 75 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan laporan kepolisian dan rumah sakit di Kamboja, penyebab utama kematian para WNI adalah termasuk penyakit jantung dan stroke (11 kasus/39 persen); diabetes dan gagal ginjal/liver (5 kasus/18 persen);  kanker, epilepsi, DBD dan gangguan internis lainnya (4 kasus/14 persen); HIV, AIDS, dan sexually transmitted diseases (3 kasus/11 persen); kecelakaan, termasuk kecelakaan lalu lintas (3 kasus 11 persen); serta TBC dan penyakit paru-paru (2 kasus/7 persen).

Read Entire Article
Politics | | | |