REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di luar para nabi dan rasul, ada orang-orang yang Allah pilih sebagai hamba-Nya yang istimewa. Di antara bentuk keistimewaan itu ialah penyebutan namanya di dalam Alquran. Misalnya, ibunda Nabi Isa AS, yakni Maryam binti Imran AS.
Allah Ta’ala secara khusus menamakan sebuah surah di dalam Kitab-Nya dengan nama perempuan tersebut. Tidak hanya itu, dialah wanita yang terpilih untuk melahirkan Nabi Isa AS. Rasul tersebut lahir tanpa ayah, melainkan melalui tiupan ruh Allah Azza wa Jalla Yang Mahasuci.
Dalam surah at-Tahrim ayat 12, Allah berfirman, yang artinya, “Dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan kitab-kitab-Nya; dan dia termasuk orang-orang yang taat.”
Selain Maryam, ada pula hamba Allah yang termasuk istimewa. Dialah Lukman al-Hakim. Nama lelaki saleh ini Allah pilih menjadi nama sebuah surah dalam Alquran. Sosok yang bijaksana itu dikenal lantaran nasihat-nasihatnya yang penuh hikmah. Alquran merekam sebagian dari berbagai petuah Lukman untuk anaknya.
Di antaranya ialah ayat berikut.
وَاِذۡ قَالَ لُقۡمٰنُ لِا بۡنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَىَّ لَا تُشۡرِكۡ بِاللّٰهِ ؕاِنَّ الشِّرۡكَ لَـظُلۡمٌ عَظِيۡمٌ
Arti dari surah Lukman ayat 13 itu ialah, “Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ‘Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.’”
Orang yang sezaman dengan Nabi Muhammad SAW pun ada pula yang istimewa dalam hal ini. Sebut saja, Abu Bakar ash-Shiddiq. Dalam pandangan Rasulullah SAW, ayahanda ummul mu`minin ‘Aisyah itu berkesan khusus.
Beliau menggelarinya ash-shiddiq karena sahabatnya itu selalu membenarkan apa-apa yang disampaikan Nabi SAW. Dalam perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah, Abu Bakar-lah yang terpilih untuk menemani Rasul SAW. Sesaat sebelum berangkat, sosok yang di kemudian hari menjadi khalifah pertama itu bertanya kepada beliau, “Apakah diriku yang akan menemanimu dalam hijrah, wahai Rasulullah?
Nabi SAW pun menjawab, “Ya.” Dengan keistimewaan ini, Abu Bakar sangat bahagia. Di dalam Gua Tsaur, ia berusaha melindungi Nabi SAW. Mengenai peristiwa itu, turunlah wahyu yakni Alquran surah at-Taubah ayat 40.
Allah SWT berfirman, "... اِذۡ اَخۡرَجَهُ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا ثَانِىَ اثۡنَيۡنِ اِذۡ هُمَا فِى الۡغَارِ"
Artinya, “Ketika orang-orang kafir mengusirnya dari Makkah, sedang dia satu dari dua orang yang berada dalam gua.”
sumber : Hikmah Republika oleh Ustaz Amir Faishol Fath