Kemenhan Tegaskan Pembelian Jet Tempur KAAN Baru MoU, Belum Kontrak

23 hours ago 8

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertahanan (Kemenhan) memastikan, rencana pembelian 48 unit jet tempur KAAN dari Turki baru masuk fase penandatanganan nota kesepahaman (MoU). Karena itu, hingga saat ini, belum ada ikatan kontrak yang mengikat antara kedua negara dalam pembelian pesawat tempur generasi kelima tersebut.

"Oke, ya terlepas mungkin sudah ada tweetnya dari Presiden Erdogan ya. Kalau kami dari Kemhan, kemarin yang memang ditandatangani itu kan adalah MoU, belum kontrak," kata Karo Infohan Setjen Kemenhan, Brigjen Frega Wenas di sela Indo Defence 2024 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025).

Disinggung apakah benar dalam MoU tersebut memuat kepastian jumlah armada yang akan dibeli Indonesia, Frega menjawab diplomatis. "MoU antara kita dengan Turki, memang kalau di media disampaikan jumlahnya kalau tidak salah 48, untuk saat ini kita berharap yang terbaik jumlah yang sesuai dengan kebutuhan kita," ujar Frega.

Dia pun lebih memandang positif kerja sama kedua belah pihak tersebut. Menurut Frega, kunci dari pengembangan proyek jet tempur KAAN adalah jalinan kedekatan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

"Dan tentunya yang kita lihat adalah peluang untuk kerja sama. Karena ketika ada kepercayaan antara dua negara, apalagi yang ditawarkan kan adalah generasi kelima, di mana ada proses alih teknologi di situ dan saat ini Presiden Prabowo juga punya hubungan yang baik dengan Presiden Erdogan, tentunya Ini menjadi sebuah nilai tambah, termasuk juga beberapa kerja sama yang sudah dilakukan dengan Turki," ucap Frega.

Menurut Frega, kerja sama dengan Turki tidak terbatas pada pengadaan KAAN saja, juga mencakup produksi bersama Tank Harimau, kapal perang, dan sejumlah alat utama sistem senjata alutsista lainnya. Dia berharap, dengan adanya MoU, nantinya ada tindak lanjut dengan Turki yang bisa membawa manfaat bagi industri pertahanan Indonesia.

"Ini menjadi rintisan, kita berharap nantinya produksi ini bisa terus dilanjutkan. Karena bicara pesawat tempur, kemudian kapal, ataupun produksi alutsista itu prosesnya tidak mudah, panjang, waktunya bisa lima sampai 10 tahun bahkan lebih," kata Frega.

Indonesia dilaporkan membeli 48 jet tempur KAAN dari Turki. Nota kesepahaman (MoU) yang diteken antara Menhan Sjafrie Sjamsoeddin dan Sekretaris Industri Pertahanan Turki Prof Haluk Gorgun merupakan sebuah perjanjian senilai 10 miliar atau sekitar Rp 162 triliun, yang menandai salah satu kontrak pertahanan terbesar dalam sejarah Turki.

Read Entire Article
Politics | | | |