Kementerian Pertanian Manfaatkan Puncak Musim Hujan untuk Perluas Tanam

8 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Kementerian Pertanian (Kementan) memanfaatkan puncak musim hujan untuk memperluas area tanam dan menjaga ketersediaan pasokan pangan nasional tetap aman. Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Moch Arief Cahyono, menyampaikan hal ini di Jakarta, Minggu, merespons proyeksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung November 2025 hingga Februari 2026.

Arief menyebutkan kondisi cuaca ini sebagai momentum emas bagi sektor pertanian untuk meningkatkan produksi pangan dan memperkuat ketahanan pangan nasional. Kementerian Pertanian menilai prediksi dan mitigasi dari BMKG sebagai sinergi ilmiah strategis untuk pembangunan pertanian. Dengan informasi iklim yang akurat, pemerintah dapat menyusun kalender tanam nasional berbasis cuaca dan memastikan distribusi sarana produksi tepat waktu.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Arief mengungkapkan terima kasih kepada BMKG atas dukungan ilmiah yang menjadi dasar kebijakan tanam presisi. Ia menambahkan, dengan dukungan data iklim, kesiapsiagaan lintas sektor, dan kolaborasi antara BMKG, BNPB, dan Kementan, Indonesia optimistis musim hujan ini menjadi peluang strategis untuk mencapai kedaulatan pangan berkelanjutan.

Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa penguatan Monsun Asia, anomali suhu muka laut positif, dan peningkatan uap air di atmosfer menjadi faktor peningkatan curah hujan di Indonesia. Suhu muka laut yang lebih hangat meningkatkan penguapan, memperkaya uap air di atmosfer, dan menjamin pasokan air permukaan melimpah untuk irigasi dan pengisian waduk.

Curah hujan yang melimpah dapat mendukung peningkatan produktivitas pertanian jika dikelola dengan baik, seperti mengisi waduk dan saluran irigasi, menjamin keberlanjutan sawah tadah hujan, serta meningkatkan luas tanam dan frekuensi panen di daerah dengan indeks pertanaman rendah.

Sebagai langkah antisipatif, BMKG bersama BNPB telah mengintensifkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mendistribusikan curah hujan agar merata dan mengurangi potensi curah hujan ekstrem di wilayah padat penduduk. Teknologi ini bertujuan memindahkan uap air ke kawasan pertanian yang membutuhkan.

Kesiapsiagaan sistemik dari BMKG, dengan peringatan dini, dapat mengubah potensi bencana menjadi manfaat bagi sektor pertanian. "Kami memberikan informasi, pemerintah daerah dan masyarakat melakukan aksi dini. Dengan sinergi ini, berkah air hujan yang melimpah dapat diubah menjadi panen raya," ujar Dwikorita.

Menurut data BMKG, operasi modifikasi cuaca di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan DIY menunjukkan hasil positif dalam menekan risiko banjir dan menjaga lahan pertanian dari genangan berlebih.

Konten ini diolah dengan bantuan AI.

sumber : antara

Read Entire Article
Politics | | | |