REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI— Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (LP Ma'arif NU) Kabupaten Bekasi, Romdoni Sugianto Hasan, menegaskan pentingnya transformasi pendidikan sebagai fondasi utama dalam membangun peradaban umat yang berdaya.
Menurutnya, pendidikan NU harus terus diperkuat agar mampu menjawab tantangan zaman, tidak hanya dalam konteks akademik, tetapi juga nilai, keterampilan, dan kesadaran sosial.
Romdoni kerap menekankan bahwa pendidikan adalah pilar awal dari gerakan sosial Nahdlatul Ulama. Dia percaya, keberlanjutan organisasi dan kemajuan umat sangat ditentukan oleh kualitas lembaga pendidikannya.
“Kita ingin LP Ma’arif dan seluruh lembaga pendidikan NU menjadi tempat lahirnya generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga punya karakter ke-NU-an, kepedulian sosial, serta semangat membangun,” ujarnya di Kabupaten Bekasi, pada Sabtu (18/10/2025);
Dia menyebut, selama kepemimpinannya di LP Ma'arif NU Kabupaten Bekasi, Romdoni dikenal konsisten memperjuangkan peningkatan mutu guru, penguatan kurikulum Aswaja, serta penyediaan akses pendidikan untuk masyarakat kurang mampu.
Dia juga mendorong sinergi antara sekolah, madrasah, dan pesantren agar pendidikan NU dapat menjangkau lebih luas tanpa kehilangan ruh-nya.
Menurutnya, pendidikan bukan hanya soal kelas dan nilai, melainkan juga soal keadilan dan keberdayaan.
“Pendidikan yang baik harus membebaskan, menyadarkan, dan membangun karakter. Ini perjuangan jangka panjang, dan NU tidak boleh absen dalam arus perubahan ini,” tegasnya.
Di luar dunia pendidikan, Romdoni juga menyuarakan pentingnya penguatan ekonomi umat, khususnya bagi warga nahdliyin di wilayah pedesaan dan kawasan industri.
Dia mendorong kolaborasi antara pesantren, UMKM, dan koperasi sebagai solusi konkret atas persoalan ekonomi akar rumput.
Dia juga menyoroti pentingnya peran NU dalam menyuarakan hak-hak pekerja pabrik dan buruh sebagai bagian dari komunitas besar warga NU di Bekasi.
“Banyak buruh dan pekerja yang juga bagian dari kita. NU harus menjadi tempat pulang yang memberi perlindungan dan pembelaan yang bermartabat,” ujarnya.
Romdoni turut menaruh perhatian pada isu lingkungan hidup yang semakin krusial di tengah ekspansi industri dan urbanisasi di Kabupaten Bekasi.
Dia menilai, NU perlu menjadi bagian dari gerakan yang mengedukasi dan mengawal keberlanjutan alam.
“Kita punya tanggung jawab moral dan spiritual untuk menjaga bumi. Ini juga bagian dari dakwah,” ucapnya.
Dalam hal penegakan hukum, dia menekankan pentingnya keadilan dan perlindungan terhadap kelompok rentan, termasuk perempuan, anak, dan masyarakat kecil.
Meski tidak secara terbuka menyampaikan keinginan untuk menempati posisi strategis di PCNU Kabupaten Bekasi, komitmen dan konsistensi Romdoni selama ini mulai dilirik banyak kalangan sebagai aset organisasi.
Dia lebih memilih menyampaikan gagasan dan visi keumatan secara terbuka, seraya berharap NU ke depan dapat dikelola dengan prinsip gotong royong, kaderisasi berkelanjutan, dan tata kelola yang akuntabel.
“NU ini rumah besar. Kita rawat dengan kebersamaan, bukan sekadar ambisi pribadi. Perubahan besar selalu dimulai dari kerja kecil yang konsisten,” tutupnya.