REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semangat kreatif dan kolaboratif anak muda Indonesia kembali menyala melalui Kreativesia 2025. Ajang ini menjadi wadah pertemuan bagi ide-ide, inovasi, dan ekspresi seni dari berbagai pelosok negeri.
Kreativesia memposisikan dirinya sebagai ruang vital bagi pemuda untuk menyuarakan gagasan-gagasan visioner tentang budaya dan identitas bangsa, khususnya di tengah derasnya arus globalisasi dan transformasi digital yang kian masif. Apresiasi tinggi terhadap inisiatif ini datang dari berbagai pihak, termasuk dari jajaran dewan juri.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Founder Biuus Indonesia sekaligus juri Kreativesia 2025, Annas Fitrah Akbar, mengatakan besarnya dampak yang dibawa oleh program tersebut. "Program ini luar biasa. Kreativesia bukan sekadar ajang lomba, tapi wadah bergengsi yang mendorong pemuda untuk berani tampil, berkolaborasi, dan memberikan kontribusi nyata bagi bangsa,” ujar Annas dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id pada Sabtu (1/11/2025).
Annas juga secara khusus menyampaikan penghargaan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Erick Thohir, yang dinilai telah memberikan perhatian besar terhadap ekosistem pemuda kreatif di Tanah Air. Menurut Annas, dukungan dari pemerintah pusat ini sangat penting sebagai legitimasi terhadap potensi kaum muda.
“Menpora Erick adalah sosok inspiratif yang mampu membawa semangat baru bagi generasi muda. Perhatian beliau terhadap dunia kreatif sejalan dengan semangat Undang-Undang Kepemudaan Nomor 40 Tahun 2009, yang menegaskan pentingnya pemberdayaan dan partisipasi pemuda,” kata dia.
Annas bahkan menganalogikan pentingnya ajang yang digelar pada 14–18 Oktober 2025 di Palembang, Sumatra Selatan, ini. “Kalau di dunia olahraga ada PON, maka di dunia pemuda kreatif, ya Kreativesia-lah ajangnya. Inilah wadah bagi anak muda untuk menampilkan bakat dan ide-ide terbaiknya,” ujarnya.
Kisah inspiratif yang muncul dari ajang Kreativesia 2025 dinilainya menjadi bukti nyata peran pemuda dalam melestarikan sekaligus merevitalisasi budaya lokal. Salah satu yang mencuri perhatian adalah Azzahra Nazmanisa, seorang peserta yang dengan cerdas memaknai Tapis Lampung bukan hanya sebagai kain tradisional biasa, melainkan sebagai media komunikasi budaya yang sarat akan makna dan nilai sejarah leluhur.
Melalui karya dan pemanfaatan aktivitasnya di media sosial, Azzahra berupaya “menjahit ulang narasi lokal” agar kisah dan keindahan budaya daerah tersebut dapat dibaca dan diapresiasi oleh khalayak global. Ia percaya teguh bahwa budaya daerah memiliki kekuatan intrinsik untuk menjadi identitas kreatif bangsa yang kuat di kancah internasional.
Annas mengatakan industri fashion merupakan ruang yang sangat strategis untuk membangun branding budaya nasional di mata dunia. “Kreativitas di bidang fashion tidak hanya soal gaya, tapi juga tentang bagaimana budaya Indonesia bisa dikenal luas dan menjadi kebanggaan dunia,” ujar Annas.
Kreativesia 2025 sendiri dirancang sebagai kegiatan pengembangan kreativitas dan inovasi pemuda yang holistik, menggabungkan kompetisi ketat, pameran inovatif, dan sesi pembinaan mendalam. Tujuan utamanya untuk membangun ekosistem kreatif yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan bagi seluruh pemuda Indonesia.

7 hours ago
4











































