Bisnis kuliner (ilustrasi). Sektor kuliner di Indonesia diprediksi akan terus tumbuh seiring dengan kuatnya budaya makan di masyarakat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektor kuliner di Indonesia diprediksi akan terus tumbuh seiring dengan kuatnya budaya makan di masyarakat. Portofolio Director Food & Hospitality Indonesia Juanita Soerakoesoemah mengatakan saat ini masyarakat Indonesia tidak hanya melihat makanan sebagai kebutuhan melainkan juga gaya hidup sehingga hal itu mendorong perkembangan bisnis kuliner.
"Orang Indonesia itu suka makan. Makanan bukan cuma kebutuhan, tapi bagian dari gaya hidup. Mereka selalu mencari variasi baru, dari tempat makan hingga jenis hidangan. Dan ini membuka peluang besar bagi pelaku usaha untuk terus berinovasi," kata Juanita saat diwawancara usai pembukaan FHI di JiExpo Kemayoran, Selasa (22/7/2025).
Memanfaatkan momentum tersebut, Food & Hospitality Indonesia (FHI) 2025 kembali digelar selama empat hari mulai 22 hingga 25 Juli di JiExpo Kemayoran. Pameran ini diikuti lebih dari 700 pelaku industri dari 35 negara, mulai dari produsen makanan dan minuman, distributor alat dapur, hingga retailer perlengkapan hotel.
Juanita mengatakan FHI 2025 kali ini digelar bersamaan dengan Hotelex Indonesia, Finefood Indonesia, dan Retail Indonesia. Sinergi antarpameran ini bertujuan membuka lebih banyak peluang kemitraan antara pelaku usaha lokal dan global.
"Kami tidak hanya fokus pada transaksi. Tujuan utama kami adalah membuka jalan bagi kemitraan jangka panjang antara perusahaan luar negeri dan pelaku usaha lokal," kata dia.
Kehadiran perusahaan internasional di FHI 2025 menunjukkan tingginya ketertarikan terhadap pasar Indonesia. Di sisi lain, banyak merek lokal juga mulai percaya diri menampilkan identitasnya, mulai dari produk kuliner khas Indonesia, kemasan yang menarik, hingga inovasi dalam layanan.
FHI 2025 juga menjadi ajang penting bagi para pelaku usaha yang ingin memperluas jangkauan bisnis. Misalnya, UMKM dari Jabodetabek bisa bertemu dengan calon mitra dari luar pulau, bahkan luar negeri.
"Di sinilah mereka bisa bertemu distributor dari luar negeri, menjalin relasi, dan membuka peluang ekspor. Jadi, peluang menembus pasar global terbuka lebar," ujar Juanita. Tidak hanya untuk perusahaan besar, FHI 2025 juga memberikan ruang bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) melalui program khusus bernama Trade Up, yang dirancang untuk membantu usaha rintisan mengembangkan jaringan dan memperluas pasar.