Rusa Betina
Sastra | 2025-05-03 22:25:24
Oleh: Rusa Betina
Dari tanah sunyi bernama Patani, Langkah kecilku mulai menari, Anak yatim dengan hati yang perih, Belajar bertahan, di dunia yang tak bersih.
Sepuluh tahun usiaku saat itu, Ibuku pergi, langit runtuh pilu, Tak ada lagi pelukan hangat di malam, Hanya sepi yang menetap diam.
Bapakku menyusul saat aku hendak lulus, Empat bulan menjelang haru kelulusanku putus, Langit kembali mendung, dunia kembali gelap, Namun kakak-kakakku, bintang dalam gelap.
Mereka jadi pelita di jalan sempit, Menghapus air mata, menyalakan semangat yang sempit. Mereka berkata: “Lanjutlah, jangan berhenti,” Dan aku pun berdiri, walau hati masih perih.
Aku belajar di Patani dulu, Dengan tekad dan hati yang tak jemu, Lalu mimpi lama kembali menyala, Belajar di Indonesia, harap yang tak pernah sirna.
Akhirnya doa berbuah nyata, Purwokerto menyambut langkah pertama, Bahasa Melayu jadi jembatan cinta, Membawaku lebih dekat ke mimpi yang lama.
Pandemi datang, badai tak terduga, Namun aku tetap setia mengejar cita, Daring dua tahun kujalani tanpa ragu, Karena aku tahu, Allah selalu menuntunku.
Mei dua ribu dua puluh dua aku kembali, Melangkah pasti, menatap mentari, Februari dua ribu dua puluh empat, Gelar sarjana kuterima penuh hangat.
Kini, mimpi tak lagi bayang-bayang, Aku melangkah lagi dengan tenang, Menuju Jogja, tempat harap ditanam, Menjadi insan yang lebih dalam.
Hidupku bukan kisah yang mulus, Tapi setiap luka menjadikanku utuh, Doa, kasih, dan tangan-tangan saudara, Itulah kekuatanku, dari Allah yang Maha Kuasa.
Langkah kecil dari Patani ini, Akan terus menari, menulis puisi, Karena aku percaya pada harapan yang tak mati, Bahwa mimpi, akan menemukan bumi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.