Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa memberikan keterangan kepada media di sela acara “LPS Putih Abu-Abu Financial Festival 2025” di Jakarta, Sabtu (31/5/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa memastikan Indonesia tidak akan mengalami krisis moneter seperti yang terjadi pada 1997–1998. Menurutnya, sistem keuangan saat ini jauh lebih kuat dan didukung oleh koordinasi antarlembaga melalui Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
“LPS mengembangkan early warning system yang memantau kondisi ekonomi dan perbankan kita secara rinci dari waktu ke waktu. Jadi saya kira kecil kemungkinannya kita akan kecolongan,” kata Purbaya dalam konferensi pers LPS Putih Abu-Abu Financial Festival 2025 di Jakarta, Sabtu (31/5/2025).
Ia menegaskan, LPS akan memanfaatkan seluruh instrumen yang dimiliki untuk mencegah potensi krisis, termasuk mekanisme intervensi dini (early intervention) dan pelaporan rutin kepada KSSK.
“Karena kami akan memanfaatkan semua instrumen yang ada di LPS untuk mencegah itu terjadi, termasuk early intervention, termasuk juga melaporkan ke rapat KSSK apa yang harus kita lakukan kalau memang ancaman itu ada,” ujarnya.
KSSK merupakan forum koordinasi antar-otoritas di sektor keuangan nasional, yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (PPKSK). Komite ini terdiri dari Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan LPS.
Melalui forum ini, masing-masing lembaga rutin menggelar rapat berkala untuk mengevaluasi kondisi makroekonomi, proyeksi risiko, serta strategi antisipasi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional.
sumber : Antara