Home > Kolom Thursday, 29 May 2025, 18:09 WIB
Begitu juga, kata Selamat Ginting, posisi Komandan Jenderal Akademi TNI, dipilih dari perwira tinggi yang pernah menjadi Gubernur Akmil, AAL, dan AAU.

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Pengamat politik dan militer dari UNAS (Universitas Nasional), Selamat Ginting mengkritik lembaga-lembaga pendidikan di TNI ditempati bukan oleh para perwira tinggi lulusan terbaik TNI.
Menurutnya, penempatan pimpinan di lingkungan Akademi TNI misalnya, mestinya dipercayakan kepada perwira tinggi yang menjadi lulusan terbaik Akmil (Akademi Militer) AAL (Akademi Angkatan Laut), AAU (Akademi Angkatan Udara), agar menjadi contoh bagi taruna maupun perwira siswa pendidikan.
"Gubernur Akmil, AAL, AAU idealnya diberikan kepada lulusan terbaik penerima penghargaan Adhi Makayasa dan atau Trisakti Wiratama yang berhasil menjadi perwira tinggi," ungkap Selamat Ginting di Jakarta, Kamis (29/5/2025).
Baca juga: Tolak Keberadaan Plt Provinsi Jabar, PWI Kota Depok Dukung Kongres Persatuan PWI
Begitu juga, kata Selamat Ginting, posisi Komandan Jenderal Akademi TNI, dipilih dari perwira tinggi yang pernah menjadi Gubernur Akmil, AAL, dan AAU.
Sehingga jalur karier dalam pembinaan personel militer menjadi jelas, bukan berdasarkan suka atau tidak suka, apalagi berdasarkan kedekatan dengan pimpinan militer.
Demikian pula dengan jabatan Komandan Sekolah Staf dan Komando (Dan Sesko) TNI. Idealnya diambil dari perwira tinggi yang pernah menjadi Komandan Sesko Angkatan.
Baca juga: Indosat Gelar RUPST, Bagikan Dividen dan Fokus pada Transformasi AI TechCo Bisnis
"Komandan Sesko Angkatan yang terbaiklah yang sebaiknya menjadi Komandan Sesko TNI," terangnya.
Sehingga, lanjutnya, hanya lulusan terbaik Seskoad, Seskoal, dan Seskoau yang kelak bisa menjadi Komandan Sesko di angkatannya. Pola karier seperti ini linier dan jelas ujung dari prestasi perwira.
Dikemukakan, untuk bisa menjadi Komandan Kodiklat Angkatan, bisa juga dipilih dari yang pernah menjadi komandan lembaga pendidikan di lingkungan militer.
Misalnya pernah menjadi komandan di Sekolah Calon Perwira (Secapa) AD, Secapa AL, Secapa AU maupun komandan di Politeknik AD, Politeknik AL, maupun Politeknik AU.
Baca juga: Media yang Menggandakan Kebisingan
Sedangkan Komandan Pusdik Kecabangan (korps), lanjutnya, bisa berkarier di Kodiklat angkatan maupun TNI. "Para guru militer maupun dosen militer, bisa mengimplementasikan dan mempraktekkan ilmunya di lembaga-lembaga pendidikan militer."
Sekaligus, kata Selamat Ginting, memberikan rasa keadilan bagi perwira semua korps. Jangan sampai ada satu korps dijadikan anak emas, sedangkan korps lainnya hanya sebagai pelengkap semata.
"Perwira dari semua korps jika menjadi yang terbaik dalam bidang pendidikan berhak untuk memimpin lembaga pendidikan," tegasnya. (***)