Pemain timnas Indonesia Ole Romeny bersama pemain lainnya melakukan selebrasi seusai mencetak gol ke gawang China pada pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran ketiga Grup C di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (5/6/2025). Timnas Indonesia mengalahkan China dengan skor 1-0. Gol tunggal Indonesia dicetak Ole Romeny lewat tendangan penalti di menit ke-45.
REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR — Kesuksesan tim nasional Indonesia di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia memantik rasa iri negara tetangga, terutama Malaysia. Media setempat, New Straits Times (NST), dalam laporannya menyoroti perbedaan perkembangan kedua negara, di mana Indonesia kini dipandang semakin dekat dengan realisasi mimpi tampil di Piala Dunia 2026.
NST melaporkan pada Jumat (6/6/2025) bahwa Indonesia memiliki peluang nyata lolos ke turnamen sepak bola tertinggi dunia yang akan digelar di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada. Peluang tersebut semakin menguat setelah kemenangan 1-0 atas China melalui gol tunggal Ole Romeny, meski NST menyebutnya diraih lewat penalti kontroversial.
Kemenangan tersebut mengamankan posisi Indonesia di peringkat keempat Grup C dengan 12 poin, menyisakan satu pertandingan. Jika sukses di babak playoff pada Oktober mendatang, Indonesia berpotensi mencatat sejarah sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang tampil di Piala Dunia sejak merdeka pada 1945.
NST membandingkan situasi ini dengan performa Malaysia yang kerap gagal di putaran awal kualifikasi Piala Dunia, meski pernah unggul pada era 1970-1980. Saat ini, peringkat FIFA Indonesia (123) juga berada di atas Malaysia (132), yang dijuluki "Harimau Malaya".
Media itu pun menyoroti kesenjangan level kedua tim. Sementara Indonesia bersaing di pentas global, Malaysia justru berfokus pada persiapan menghadapi laga "sangat sulit" melawan Vietnam di kualifikasi Piala Asia 10 Juni mendatang.
"Ketika Malaysia masih sibuk merekrut 'pemain keturunan' dari berbagai negara yang memiliki darah Malaysia, Indonesia telah sukses menggaet pemain kelahiran Belanda berdarah Indonesia dan pelatih dari negara yang pernah menjajah mereka," tulis NST.