Masihkah Ondel-Ondel Punya Tempat di Jakarta?

4 hours ago 4

Oleh Muhammad Noor Alfian Choir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di tengah hiruk pikuk Kota megapolitan Jakarta suara gamang kromong, lenggak-lenggok boneka raksasa berwarna-warni, dan tawa anak-anak kini semakin jarang terdengar. Ondel-ondel, ikon budaya Betawi yang dulu mudah ditemui berkeliling kampung, kini perlahan bergeser dari ruang-ruang publik. 

Penegasan ulang pelarangan tampil di jalanan membuat para seniman yang hidup dan menghidupi warisan ini harus mencari cara lain untuk tetap berkarya dan bertahan. Dinamika tersebut diceritakan Alif (40 tahun), salah satu pegiat seni sekaligus pengrajin ondel-ondel Sanggar Mamit Cs, di Jalan Kembang Pacar, Kramat Pulo, Senen, Jakarta Pusat ketika ditemui oleh Republika.

Ia menggarisbawahi bahwa larangan tampil di jalanan sebenarnya bukan hal yang baru. Aturan ini telah ada sejak era kepemimpinan Gubernur DKI Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok 2014 lalu. Namun, baru akhir-akhir ini larangan tersebut kembali disorot dan digodok untuk dijadikan peraturan daerah di bawah Pramono Anung, gubernur saat ini. 

Bagi Alif, fokus utamanya bukanlah pada larangan itu sendiri, tapi pada belum tersedianya solusi dan wadah pengganti yang layak. Ia menegaskan bahwa sebagian besar pelaku seni ondel-ondel adalah pengrajin dan seniman tulen yang ingin mempertahankan budaya, bukan sekadar mencari nafkah. 

Ia meminta ada wadah berkesenian yang layak. Bisa di Taman Mini Indonesia Indah, di Kebun Binatang Ragunan, atau di Ancol. Di sana mereka bisa diizinkan tampil dan mengutip uang apresiasi seikhlasnya. “Jadi jangan kita minta-minta berkeliling,” kata dia.

"Iya dari dulu dari Pak Ahok sampai Pak Anies (Baswedan) belum ada tujuan kasih tempat buat tampil. Tapi memang dari dulu ondel-ondel itu dimainkan bukan semata untuk mencari uang, dulu buat acara-acara pernikahan mengarak masuk keluar kampung gitu," katanya.

Alif menyebut istilah 'ondel-ondel' sendiri sebenarnya bukan nama asli. Dulu, ia dikenal sebagai 'barongan', namun seiring waktu dan pengaruh sosok legenda Betawi seperti Benyamin Sueb dan Gubernur DKI Ali Sadikin, nama “ondel-ondel” mulai populer. 

“Dulu Bang Benyamin menciptakan lagu judulnya ‘ondel-ondel’ bukan 'barongan’. Tapi barongan emang udah ada dari dulu nenek moyang udah ada, babe saya juga nggak tahu penemunya siapa," katanya. 

"‘Nyok kita ngarak ondel-ondel’, kalau lirik syairnya ‘Nyok kita ngarak barongan’ kan kayak nggak enak, nggak pas gitu,” tiru Alif sembari menyanyikan lagu tersebut.

Read Entire Article
Politics | | | |