REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah puing-puing rumah, jalan terputus, dan ladang yang terendam, harapan warga korban bencana kerap bergantung pada seberapa cepat negara hadir. Dari lokasi pengungsian di Sumatera Utara, pemerintah kembali menegaskan komitmennya: pemulihan bukan sekadar janji, tetapi kerja nyata yang segera diwujudkan.
Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka memastikan pemerintah akan segera membangun hunian tetap bagi masyarakat yang terdampak bencana hidrometeorologi di tiga provinsi di Pulau Sumatera.
Selain pembangunan hunian, Gibran menegaskan pemerintah juga akan melakukan perbaikan infrastruktur, baik jalan maupun jembatan, yang terdampak bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
“Rumah yang rusak akan dibangunkan kembali oleh Pak Presiden, Pak Gubernur, Pak Bupati. Tadi sudah dipastikan lokasinya masih satu kecamatan, termasuk juga infrastrukturnya,” ujar Gibran saat meninjau lokasi pengungsian di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Sibalanga, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Senin. Dalam kesempatan itu, Gibran didampingi Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution.
Wapres mengatakan bencana hidrometeorologi yang menerjang wilayah Sumatera Utara pada akhir November lalu telah menyebabkan kerusakan yang cukup signifikan, khususnya di Kabupaten Tapanuli Utara.
Di wilayah tersebut, tercatat sebanyak 58 ruas jalan, 18 jembatan, 770 unit rumah, 28 unit sarana sumber daya air, tiga gedung pendidikan anak usia dini (PAUD), 10 sekolah dasar (SD), serta tiga sekolah menengah pertama (SMP) mengalami kerusakan.
Gibran juga memastikan ketersediaan logistik bagi para korban bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor di tiga provinsi di Sumatera tetap terjaga.
“Infrastruktur, lahan pertanian, dan perkebunan akan kita bangun lagi,” tegas Gibran saat berdialog dengan para pengungsi.
Dalam kesempatan tersebut, Wapres meminta agar kelompok rentan, seperti anak-anak, lanjut usia (lansia), ibu hamil, dan ibu menyusui, mendapat prioritas utama dalam penanganan pascabencana.
Ia juga menekankan pentingnya ketersediaan layanan kesehatan dan obat-obatan bagi kelompok tersebut agar tidak mengalami kekurangan.
“Pak Bupati, Pak Gubernur, karena di sini banyak anak-anak, lansia, ibu hamil, dan ibu menyusui, tolong diprioritaskan makanannya, kesehatannya, dan obat-obatannya. Tidak boleh sampai kurang,” kata Gibran.
Sementara itu, Bupati Tapanuli Utara Jonius TP Hutabarat menyampaikan bahwa akses jalan, baik di tingkat kecamatan maupun desa, masih membutuhkan perhatian serius.
Menurutnya, setidaknya terdapat tujuh desa yang hingga kini akses menuju kecamatan masih sulit dilalui akibat banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, sehingga menyulitkan warga dalam memasarkan hasil pertanian.
“Kalau jalan nasional sudah terkoneksi, tetapi akses desa ke kecamatan masih ada yang terputus. Kalaupun bisa dilewati, harus memutar dulu ke Tapteng, Barus, dan itu jaraknya cukup jauh,” ujarnya.
Pihaknya berharap pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi dapat memberikan perhatian khusus terhadap kondisi tersebut. “Kami harap ini bisa diperhatikan, karena warga kami kesulitan memasarkan hasil pertaniannya. Apalagi saat ini sedang musim durian,” kata Jonius.
sumber : Antara

3 hours ago
6











































