Mengaku Negara Demokrasi, Menteri Israel Ancam Tangkap Rakyatnya yang Nonton Al Jazeera

6 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV — Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, sekali lagi menuntut tindakan keras terhadap keberadaan tayangan Al Jazeera di negaranya. Menteri beraliran ekstrem kanan tersebut bahkan mengeklaim, jaringan televisi yang berbasis di Doha, Qatar, itu menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional.

Berbicara dalam pernyataan singkat yang disiarkan langsung oleh Al Jazeera Arabic dan Al Jazeera Mubasher, Ben-Gvir juga mendesak polisi untuk mengambil tindakan terhadap orang-orang yang kedapatan menonton saluran tersebut di dalam negeri. Pernyataannya muncul beberapa pekan setelah Israel secara resmi melarang jurnalis dan staf Al Jazeera beroperasi di dalam wilayahnya pada awal Mei 2024, seperti dilansir laman Middle East Monitor, Kamis (19/6/2025).

Otoritas Palestina memberlakukan larangan serupa beberapa bulan sebelumnya, pada Januari, yang  memblokir liputan jaringan tersebut dari Tepi Barat yang diduduki.

Meski kerap dikritik karena kebijakannya yang berlawanan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan demokrasi, khususnya kebebasan pers dan berpendapat, Pemerintah Israel kerap menggembar gemborkan negaranya sebagai negeri demokrasi terbesar di Timur Tengah.

"Israel telah dan akan tetap menjadi negara demokrasi," Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan kepada anggota parlemen oposisi di Knesset pada Mei lalu, menepis tuduhan bahwa pemerintahnya secara sistematis merusak supremasi hukum.

Menutup kantor Al Jazeera

Sebelumnya, Benjamin Netanyahu bahkan memutuskan untuk menutup operasi jaringan televisi Qatar Al Jazeera di Israel. Netanyahu mengatakan bahwa pemerintahannya telah memutuskan untuk menutup saluran berita tersebut yang telah lama berselisih dengan pemerintahannya.

“Pemerintah dengan suara bulat memutuskan saluran hasutan Al Jazeera akan ditutup di Israel,” kata Netanyahu di X, dilansir dari GulfNews, Ahad (05/05/2024).

Al Jazeera merupakan stasiun televisi besar yang berbahasa Arab dan Inggris yang berpusat di Doha, Qatar. Stasiun ini menyajikan berita tentang sosial dan politik berpengaruh di Timur Tengah. Kantor berita tersebut gencar memberitakan tentang konfrontasi kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Pemerintah penjajah pun memutuskan saluran televisi yang ketakutan akan mengkritik negaranya.

Read Entire Article
Politics | | | |