Menimbang Cinta Lewat Lirik 'Mangu': Dilema Nikah Beda Agama Menurut Syariat Islam

3 weeks ago 18

Image Sajidatul Roihanah

Agama | 2025-05-27 10:56:35

Sumber: majalahsunday.com

Kini jagat permusikan Indonesia tengah dihebohkan oleh lagu "Mangu" yang dinyanyikan oleh grup musik Fourtwnty. Lagu ini bukan hanya viral di dalam negeri, namun juga menembus ranah internasional. Bahkan, lagu "Mangu" berhasil menempati posisi ke-10 dalam playlist Top Songs Global Spotify, menjadikannya lagu Indonesia pertama yang masuk dalam daftar tersebut. Saat ini, lagu ini telah didengarkan oleh banyak orang di berbagai platform musik. Di Spotify, "Mangu" telah diputar lebih dari 141 juta kali, sementara di YouTube Music, lagu ini telah diputar lebih dari 110 juta kali. Di TikTok, lagu ini pun kerap kali dijadikan backsound oleh para pengguna yang membagikan kisah cintanya, khususnya mereka yang mengalami dilema cinta lintas iman.

Lantas, mengapa lagu ini bisa menjadi begitu viral dan menyentuh banyak hati? Salah satu alasannya adalah karena liriknya yang sangat relatable, khususnya bagi mereka yang menjalin hubungan asmara yang terhalang perbedaan keyakinan. Penggalan lirik di bagian akhir yang berbunyi:

“Jangan salahkan, fahamku kini tertuju Oh siapa yang tahu, siapa yang mau Kau di sana, aku di seberangmu Cerita kita sulit dicerna Tak lagi sama cara berdoa Cerita kita sulit diterka Tak lagi sama arah kiblatnya”

Lirik ini seolah menjadi ungkapan yang tepat bagi mereka yang hatinya terbelah antara cinta dan keimanan. Banyak orang yang merasa seolah-olah Fourtwnty sedang menyuarakan isi hati mereka. Hubungan beda agama memang bukan isu baru, namun selalu menyimpan kegelisahan yang dalam bagi siapa saja yang menjalaninya. Di satu sisi ada rasa cinta yang begitu besar, tapi di sisi lain ada tembok besar bernama perbedaan keyakinan yang sulit dilompati.

Melalui konten-konten di TikTok dengan backsound lagu ini, banyak netizen membagikan kisah cinta mereka yang kandas atau terombang-ambing karena beda agama. Ada yang masih bertahan dengan harapan, ada pula yang memilih mundur demi menghindari luka yang lebih dalam. Ini bukan hanya perkara perasaan, tetapi juga persoalan prinsip, iman, dan restu keluarga.

Lalu bagaimana sebenarnya Islam menyikapi hubungan beda agama ini, khususnya dalam konteks pernikahan? Mengutip dari Detik.com dalam artikelnya berjudul “Hukum Menikah Beda Agama Menurut Islam”, dijelaskan bahwa pernikahan beda agama menurut syariat Islam hukumnya adalah haram. Jika tetap dilakukan, maka secara syariah, pernikahan tersebut tidak sah dan dikategorikan sebagai perbuatan zina.

Salah satu dalil yang paling sering dirujuk adalah firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 221:

“Janganlah kamu menikahi perempuan musyrik hingga mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik, meskipun dia menarik hatimu. Jangan pula kamu menikahkan laki-laki musyrik (dengan perempuan yang beriman) hingga mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya.”

Ayat ini memberikan larangan yang sangat jelas bagi kaum Muslim untuk menikahi orang yang belum beriman. Bahkan, Allah lebih memuliakan hamba yang beriman daripada pasangan yang menarik secara fisik atau sifat, namun tidak seiman. Ini menunjukkan betapa besar perhatian Islam terhadap keimanan dalam membina rumah tangga. Tujuan dari pernikahan dalam Islam bukan sekadar menyatukan dua insan, tetapi juga menyatukan visi akhirat.

Tak sedikit pasangan yang ketika menjalin hubungan beda agama, mengalami kegelisahan yang terus-menerus. Mereka berada di persimpangan: apakah harus memperjuangkan cinta atau memperjuangkan iman? Dalam banyak kasus, konflik tidak berhenti di pasangan saja, namun juga meluas ke lingkup keluarga. Orang tua sering merasa keberatan jika anaknya harus pindah agama demi menikah. Sementara sang anak sendiri pun kerap berada dalam dilema antara restu orang tua dan kehendak hati.

Jika pun pernikahan beda agama tetap terjadi, maka berbagai dampak serius bisa saja terjadi. Salah satunya adalah kebingungan anak dalam memilih keyakinan. Dalam rumah yang berbeda kiblat, anak bisa saja tumbuh dalam ketidakjelasan identitas spiritual. Ayah dan ibu bisa jadi saling bersaing secara diam-diam untuk menarik anak ke agamanya masing-masing.

Dampak lainnya adalah potensi disharmoni dalam keluarga besar. Perbedaan keyakinan dapat menjadi sumber pertengkaran baru yang berkepanjangan, apalagi jika tidak diiringi dengan komunikasi dan pemahaman yang matang. Lebih jauh, dalam hukum waris Islam, seorang anak yang berbeda agama dengan orang tuanya tidak dapat menerima warisan. Ini menambah kompleksitas dalam aspek hukum dan hubungan keluarga ke depan.

Pada akhirnya, cinta memang anugerah, tapi cinta bukan satu-satunya alasan untuk menikah. Ada tanggung jawab besar di balik ikatan pernikahan. Islam tidak melarang cinta, namun membimbing cinta agar berjalan di atas rel keimanan. Lirik lagu “Mangu” adalah cermin dari kegundahan yang banyak dialami generasi hari ini. Lagu ini mungkin menyuarakan kesedihan, namun juga bisa menjadi refleksi untuk memilih dengan hati dan iman.

Memilih iman bukan berarti mengingkari cinta, tapi percaya bahwa cinta sejati akan selalu berakar pada keyakinan yang sama dan tujuan akhir yang searah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article
Politics | | | |