REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Aktor kenamaan Reza Rahadian akan kembali ke panggung teater lewat pertunjukan monolog “Dua Dasarasa” yang dijadwalkan pentas pada Desember 2025. Berkolaborasi dengan Agus Noor, monolog ini akan mengeksplorasi dan merefleksikan perjalanan karir keaktoran Reza Rahadian selama dua dekade berkarya.
Reza mengatakan ini akan menjadi pementasan monolog pertamanya. Meski demikian, Reza sebelumnya pernah beberapa kali terlibat dalam pementasan teater termasuk pada “Perempuan-perempuan Chairil” dan “Bunga Penutup Abad”.
“Teater adalah ruang yang menyederhanakan diri saya. Saya lahir di ruang itu, dan bagi saya penting untuk terus menghidupi ruang-ruang panggung di Indonesia,” kata Reza dalam konferensi pers mengenai program refleksi dua dekade perjalanan kariernya di Bentara Budaya Jakarta, Senin (28/4/2025).
Reza menilai Agus Noor adalah sosok yang paling tepat untuk diajak berkolaborasi di monolog ini. Selain karena sebelumnya pernah menyutradarai pementasan “Perempuan-perempuan Chairil”, Agus Noor juga dinilai sebagai sosok pengkritik paling jujur selama perjalanan karier Reza.
“Saya memilih Mas Agus karena memang tidak ada yang seperti dia. Beliau ini orang yang tidak pernah berhenti memberi kritik dan tantangan kepada saya, kalau pun memuji tipis-tipis. Tapi tantangan yang beliau berikan itu membuat saya jadi bisa terus berkarya seperti sekarang,” kata Reza.
Sutradara teater dan penulis naskah, Agus Noor, mengatakan monolog ini akan menjadi pembuktian kematangan akting Reza Rahadian. Menurutnya, dalam pementasan monolog nanti, Reza akan memerankan kembali berbagai karakter yang pernah dimainkan di film. Dari total 83 film yang telah dibintangi Reza, setidaknya akan ada enam hingga tujuh karakter yang akan ditampilkan selama monolog.
“Jadi bayangkan kalau karakter-karakter yang pernah dimainkan sama Reza kemudian hadir dalam satu panggung. Ketika dia sedang bercerita, tiba-tiba Habibie mendatanginya. Atau misalnya karakter di My Stupid Boss akan berbincang dengan seorang Tjokroaminoto. Seru kan,” kata Agus.
Tidak hanya itu menurut Agus, pementasan monolog ini bukan sekadar menghadirkan sosok Reza sebagai aktor, namun juga sebagai individu yang memiliki kepedulian terhadap sosial politik di Indonesia. “Ya kita tahu bersama bagaimana beberapa waktu lalu Reza demo, orasi di depan gedung DPR, dan mampu menggerakkan banyak masyarakat untuk turut peduli terhadap isu,” kata Agus.
Proyek monolog ini menjadi satu dari beberapa kegiatan yang dihadirkan dalam program “Dua Dasarasa”. Pada program ini, Reza juga merefleksikan dua puluh tahun perjalanan karirnya melalui perilisan buku bertajuk Mereka Yang Pertama hingga berpartisipasi di ArtJog 2025.