REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka menandai dimulainya rangkaian kegiatan menuju Musyawarah Nasional (Munas) VI Hidayatullah, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Nashirul Haq, secara resmi membuka Kick Off Munas VI Hidayatullah. Acara puncak Munas sendiri dijadwalkan berlangsung pada 20–23 Oktober 2025 mendatang di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
Dalam sambutannya, Nashirul menekankan bahwa momentum Munas keenam ini harus menjadi pendorong bagi seluruh elemen organisasi untuk benar-benar hadir di tengah masyarakat melalui program-program yang nyata, terukur, dan relevan.
Ia menyebut bahwa dakwah dan tarbiyah sebagai arus utama (mainstream) gerakan Hidayatullah harus semakin mendapatkan penguatan di level praktis.
“Munas keenam ini harus menjadi motivasi bagi kita untuk harus benar-benar hadir secara ril di tengah masyarakat dengan program yang nyata, khususnya program mainstream,” ungkap Nashirul saat membuka Kick Off Munas VI Hidayatullah di Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah Jakarta, Kamis (12/6/2025).
Selain penegasan atas penguatan program utama tersebut, Nashirul juga mengingatkan pentingnya optimalisasi kinerja para kader dan pengurus, terlebih mengingat Munas kali ini berlangsung di penghujung periode kepengurusan. Semarak Munas diharapkan dia menjadi pemantik semangat untuk memperkuat capaian akhir program-program organisasi.
“Semarak Munas ini juga diharapkan menjadi pembangkit para kader dan pengurus untuk mengoptimalkan kinerjanya di akhir-akhir periode ini,” lanjutnya.
Dalam kerangka ini, Nashirul menegaskan bahwa Munas Hidayatullah bukan semata-mata forum transisi kepemimpinan lima tahunan, melainkan juga merupakan medium peneguhan nilai dan orientasi gerakan. Ia menepis anggapan bahwa Munas menjadi ruang spekulasi soal siapa yang akan melanjutkan jabatan struktural organisasi.
“Ndak usah pikir apakah nanti lanjut atau tidak, pokoknya di Hidayatullah itu tidak ada pensiun. Tidak ada istilah lanjut tidak lanjut, semuanya lanjut. Ada yang lanjut di struktural, ada yang di profesional, dan ada yang kultural. Jadi, tidak ada masalah,” tegas Nashirul, menggambarkan tradisi pengabdian yang melampaui sekadar jabatan formal.
Dalam kesempatan tersebut hadir pula tamu istimewa dari luar negeri, yakni Menteri Pertanian, Perikanan, dan Reformasi Agraria (MAFAR) Bangsamoro, Abunawas Maslamama, beserta rombongan yang berjumlah 20 orang. Kehadiran delegasi ini bertujuan untuk menjajaki potensi kerja sama dengan Hidayatullah dalam pengembangan industri halal.