Muliadi Saleh
Agama | 2025-09-17 18:08:40
Penulis: Muliadi Saleh
Seakan sebuah cahaya turun dari langit, ayat ini menyapa hati manusia dengan keheningan yang mendalam. “ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ” — inilah Kitab yang tak ternodai keraguan, berdiri tegak laksana mercusuar di tengah samudra kehidupan.
Di dunia yang penuh gemuruh tanya, manusia kerap terombang-ambing antara ragu dan keyakinan, antara gelap dan terang. Namun Allah menegaskan: ada satu pegangan yang tak terguncang, satu kalam yang tak lapuk oleh zaman, satu firman yang kekal tak tertandingi—itulah Al-Qur’an.
Ia bukan sekadar huruf-huruf yang tersusun, bukan pula sekadar bacaan yang diperdengarkan. Ia adalah nafas yang menghidupkan jiwa, mata air yang tak pernah kering, kompas yang selalu menunjuk arah menuju-Nya. Bagi mereka yang bertakwa—yang hati mereka lembut, tunduk, dan penuh rasa takut serta cinta kepada Rabbnya—Al-Qur’an bukan sekadar bacaan, melainkan peta perjalanan menuju keselamatan.
Setiap hurufnya adalah bintang penunjuk, setiap ayatnya adalah jalan pulang. Tak ada kebimbangan yang tersisa bila hati telah menyatu dengan kalam ini, sebab Allah sendiri menjaminnya: laa raiba fiih—tiada keraguan di dalamnya.
Dan di sinilah letak keajaibannya: manusia bisa ragu pada dunia, pada janji-janji sesama makhluk, pada nasib dan masa depan. Namun ketika menunduk membaca Al-Qur’an, hati mendengar suara ketenangan: "Aku, Allah, telah memberikan petunjuk ini untukmu. Jangan ragu, jangan bimbang, ikutilah jalan ini."
Maka ayat ini bukan hanya deklarasi, melainkan juga undangan. Undangan untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai sahabat setia, guru yang sabar, dan cahaya yang menerangi langkah-langkah kecil kita di jalan takwa.
Refleksi:
Betapa agungnya janji Allah. Bagi mereka yang memilih takwa sebagai pakaian hidup, Al-Qur’an menjadi petunjuk yang tak akan menyesatkan. Maka pertanyaannya kembali kepada kita: sudahkah hati ini benar-benar membuka diri untuk dipandu oleh Kitab yang tak mengenal keraguan ini?
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.