NTB Dorong Akulturasi Fesyen Nusantara dan Ekonomi Syariah

6 hours ago 4

Sejumlah warga menenun kain tradisional Sasak saat mengikuti acara festival kerajinan tenun yang bertajuk Begawe Jelo Nyesek (kerajinan menenun masal) di Desa Sukarare, Kecamatan Jonggat, Praya, Lombok Tengah, NTB, Sabtu (8/7/2023). Festival kerajinan tenun yang ditargetkan memecahkan rekor MURI tersebut diikuti 2.023 penenun yang melakukan proses penenunan kain tradisional Sasak Lombok secara bersama-sama untuk mengenalkan kain tenun, melestarikan budaya menenun, serta meningkatkan kunjungan wisatawan ke desa wisata tenun Sukarare.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhamad Iqbal menyebutkan ekonomi syariah berpeluang besar menjadi alat ungkit bagi perkembangan industri fesyen dan pariwisata.

"Dengan kurang lebih 300 kultur yang ada di Indonesia, saya yakin di industri fesyen terutama kita pasti bisa membuat lompatan besar," ujarnya dalam pernyataan di Mataram, Ahad (8/6/2025).

Ketika menghadiri berbagai kali forum internasional, Iqbal menemukan produk wastra Nusa Tenggara Barat muncul dalam kegiatan-kegiatan di level global tersebut.

Mantan Duta Besar Indonesia untuk Turki itu menuturkan bahwa nilai ekonomi syariah global diproyeksikan mencapai 4 triliun dolar AS dengan lebih sari 70 persen pembiayaan berada pada sektor keuangan dan sisanya sektor non-keuangan.

"Peluang Indonesia untuk memberikan kontribusi lebih besar dalam ekonomi syariah sangat terbuka, termasuk melalui pengembangan industri pariwisata yang ramah terhadap umat Muslim," ucap Iqbal.

Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa ragam motif tenun ikat menjadi modal bagi Nusa Tenggara Barat untuk mengembangkan industri pariwisata yang ramah terhadap Muslim.

Salah satu motif tenun yang sudah mendapatkan hak kekayaan intelektual adalah motif Subahnale yang berasal Desa Sukarara di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Motif Subahnale diambil dari kata Subhanallah. Motif itu punya tingkat kerumitan tertinggi, sehingga para penenun harus bersabar dan selalu berserah diri kepada Tuhan agar proses menenun berjalan lancar.

Ketika proses menenun motif Subahnale selesai, maka penenun akan menyebut kata Subhanallah atau dalam dialek masyarakat Suku Sasak disebut Subahnale.

sumber : Antara

Read Entire Article
Politics | | | |