REPUBLIKA.CO.ID,TEL AVIV – Militer Israel pada Sabtu menyebutkan dua tentara lagi tewas dalam ledakan gedung hari Jumat di Jalur Gaza selatan, yang mana total empat orang tewas dan lima lainnya luka-luka. Tentara-tentara tersebut berasal dari pasukan elite teknik tempur Yahalom.
Merujuk the Times of Israel, di antara yang tewas, tiga berpangkat sersan dan satu berpangkat mayor. Kematian mereka menandai masih gencarnya perlawanan yang dilancarkan pejuang Palestina di Jalur Gaza yang hampir dua tahun diluluhlantakkan Israel.
Menurut IDF, tentara memasuki gedung di Khan Younis untuk membersihkan kemungkinan infrastruktur pejuang Palestina, termasuk terowongan. Bangunan itu dipasang jebakan, dan ledakan tersebut menyebabkan struktur tersebut runtuh menimpa tentara, menewaskan empat orang dan melukai lima lainnya, termasuk satu orang dalam keadaan serius.
Insiden itu terjadi tak lama setelah pukul 06.00 pagi di pinggiran kota Khan Younis, Bani Suheila.
Juru bicara sayap militer Hamas, Abu Ubaidah mengatakan bahwa para pejuang kelompok perlawanan tersebut “akan terus melemparkan ‘Batu Daud’ ke ‘Kereta Gideon’,” merujuk pada nama operasi IDF yang sedang berlangsung di Gaza.
Setelah tewasnya keempat tentara tersebut pada hari Jumat, Juru Bicara IDF Brigjen Jenderal Effie Defrin mengatakan bahwa terkadang “tidak ada pilihan” selain memasuki bangunan di Jalur Gaza untuk menyelidiki kemungkinan adanya terowongan. "Untuk melakukan ini tanpa terluka oleh bahan peledak, kami menggunakan berbagai cara. Kami akan menyelidiki kejadian ini," kata Defrin menjawab pertanyaan dalam konferensi pers.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebutnya sebagai “hari yang menyedihkan dan sulit.” Dia mengatakan bahwa mereka yang tewas menyerahkan nyawa mereka dalam kampanye “untuk mengalahkan Hamas dan membawa kembali sandera kami.” “Empat pejuang kami memberikan nyawa mereka demi keamanan kami,” katanya.
Presiden Isaac Herzog mengatakan bahwa “harga yang harus dibayar dari sebuah perang sangatlah berat,” dan menambahkan, “Ini adalah saat yang sangat menyedihkan, namun juga merupakan masa yang penuh dengan komitmen yang besar: untuk mendukung generasi pejuang yang heroik, untuk merangkul keluarga para korban, dan untuk memastikan bahwa nama dan kepahlawanan mereka tidak akan pernah dilupakan.”
Menurut surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, delapan tentara telah terbunuh dalam seminggu terakhir saja. Tentara Israel mengatakan bahwa Kepala Staf Eyal Zamir meninjau dan menyetujui rencana operasional baru di bawah Komando Selatan untuk melanjutkan pertempuran di Gaza.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah melaporkan 862 tentara tewas, termasuk 420 tentara dalam operasi darat di Gaza. Jumlah total tentara yang terluka mencapai 5.921 orang, dengan 2.687 orang terluka dalam pertempuran darat. Namun, para pengamat yakin jumlah korban sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi, karena para kritikus menuduh militer Israel menyembunyikan kerugian di medan perang.