Pemulihan Listrik Aceh Dilakukan Bertahap, Ini Sejumlah Manfaat Strategisnya

2 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH— Sebagian besar masyarakat Aceh kini kembali menikmati pasokan listrik pascabencana banjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah wilayah pada akhir November lalu.

Kondisi ini dicapai melalui proses pemulihan yang masih berlangsung secara bertahap, terutama di lokasi dengan tingkat kerusakan dan keterbatasan akses paling tinggi.

Pengamat energi sekaligus Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (PUSKEPI), Sofyano Zakaria, menilai kembalinya pasokan listrik ke mayoritas wilayah Aceh tidak bisa dilepaskan dari keputusan teknis dan manajerial untuk memulai pemulihan sejak fase awal pascabencana, meskipun situasi lapangan belum sepenuhnya kondusif.

“Dalam konteks penanganan kelistrikan pascabencana, menunggu kondisi benar-benar aman justru berisiko memperpanjang pemadaman. Dari yang terlihat di Aceh, pemulihan dimulai saat akses terbatas, medan masih berlumpur, dan cuaca belum sepenuhnya bersahabat,” ujar Sofyano, dalam keterangannya, Selasa (23/12/2025). 

Ia menjelaskan, dampak bencana menyebar dari kawasan pesisir hingga dataran tinggi. Gangguan tidak hanya terjadi pada jaringan distribusi di permukiman warga, tetapi juga menyentuh infrastruktur utama yang menopang sistem kelistrikan antardaerah.

Dengan karakter dampak yang meluas tersebut, pemulihan sistem kelistrikan tidak memungkinkan dilakukan secara berurutan dari satu titik ke titik lain. 

Sejak hari-hari awal pascabencana, proses pemulihan kelistrikan dilakukan di tengah akses jalan yang terputus, lumpur tebal, cuaca ekstrem, serta potensi banjir susulan yang masih harus diantisipasi.

Dalam kondisi ini, metode kerja di lapangan harus disesuaikan agar pengamanan sistem dapat segera dilakukan tanpa menunggu situasi sepenuhnya normal. 

Sofyano mencatat, pada sejumlah titik krusial, pemulihan dilakukan tanpa menunggu akses darat pulih sepenuhnya.

Material dan peralatan kelistrikan didistribusikan melalui jalur alternatif, termasuk jalur udara, sementara petugas menjangkau lokasi terisolasi dengan dukungan transportasi khusus.

Di beberapa ruas transmisi utama, tower darurat dibangun dengan memanfaatkan alat berat yang dimodifikasi agar sistem dapat segera diamankan.

“Pekerjaan dilakukan dalam kondisi yang terus berubah. Tekanan waktu tinggi, sementara faktor keselamatan tetap harus dijaga,” kata Sofyano. 

Menurutnya, prioritas pengamanan sistem utama sejak awal menjadi kunci agar dampak pemadaman tidak meluas dan wilayah yang secara teknis memungkinkan dipulihkan lebih cepat tidak ikut tertahan terlalu lama.

“Ketika gangguan terjadi di banyak titik sekaligus, pengamanan sistem utama menentukan seberapa cepat dampak pemadaman bisa dipersempit,” ujarnya.

Read Entire Article
Politics | | | |