Pertamina Reduksi 1,7 Juta Ton Emisi Karbon

14 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) sepanjang tahun 2024 mampu mereduksi emisi karbon hingga 1,7 juta ton emisi. Tak hanya itu, Pertamina juga memproduksi listrik bersih sebesar 8,4 GWh.

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menjelaskan transisi energi bukan sekadar wacana bagi Pertamina, ini adalah kerja nyata. Kami terus menghadirkan energi bersih yang andal dan terjangkau, sekaligus memastikan kontribusi terhadap pencapaian target Net Zero Emission nasional.

"Namun di sisi lain, sebagai bagian dari upaya kita untuk mendukung ketahanan energi nasional, kami juga mengoptimalkan potensi indigenous Indonesia—terutama geothermal. Ini akan terus kita dorong, seiring dengan pengembangan ekosistem bioenergi melalui biodiesel dan biofuel," kata Simon.

Simon menegaskan bahwa Pertamina terus mengakselerasi pilar transisi melalui strategi pertumbuhan ganda atau dual growth strategy, dengan mendorong peningkatan kapasitas pembangkit rendah karbon hingga 2.502 MW yang terdiri dari 13 wilayah kerja geothermal, PLTGU, dan PLTS.

Total produksi listrik dari subholding Power & NRE (New & Renewable Energy) mencapai 8.475 GWh, melonjak 55 persen dibandingkan 2023. Kenaikan ini ditopang oleh beroperasinya PLTGU Jawa 1 Power berkapasitas 1.760 MW, serta optimalisasi produksi dari pembangkit berbasis geothermal dan solar PV di sejumlah kilang strategis, seperti RU II, III, IV, V, dan VI.

Sejalan dengan strategi itu, Pertamina meningkatkan produksi biofuel seperti Pertamax Green 95 dan Sustainable Aviation Fuel (SAF) dari minyak jelantah (Used Cooking Oil), serta memperkuat lini bisnis masa depan melalui pengembangan hidrogen, CCS/CCUS, dan perdagangan karbon.

Upaya dekarbonisasi operasional berhasil menurunkan emisi Scope 1 dan 2 sebesar 1,7 juta ton CO₂e. Selain itu, Pertamina mencatat penjualan karbon kredit sebesar 380 ribu ton CO₂e, dan mengalokasikan anggaran berkelanjutan (Sustainability Budget Tagging) senilai USD 1,708 juta.

Prestasi ini juga tercermin dalam pengakuan global. Pertamina meraih peringkat ketiga dunia ESG Rating untuk sub-industri migas terintegrasi.

"Di tahun 2025, kami akan terus meningkatkan performa ESG bukan hanya sebagai kewajiban, tetapi sebagai komitmen untuk keberlanjutan bisnis jangka panjang. Acceptability atas transisi energi akan terus kita bangun, baik dari sisi teknologi, pasar, maupun pemangku kepentingan,” tegas Simon.

Read Entire Article
Politics | | | |