Perubahan Iklim Turunkan Kualitas Gizi dan Rasa Keju, Ini Penjelasannya

15 hours ago 8

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS — Perubahan iklim tak hanya berdampak pada lingkungan, tapi juga memengaruhi kandungan gizi dan rasa keju. Penelitian terbaru menunjukkan kondisi iklim ekstrem mengubah kualitas susu sapi yang menjadi bahan utama produksi keju.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Dairy Science menyoroti bagaimana kekeringan mendorong peternak di Prancis mengganti pakan rumput lokal dengan jagung, sehingga berdampak pada nutrisi, tekstur, warna, dan cita rasa keju Cantal atau keju keras khas wilayah Auvergne.

“Peternak mencari pakan yang lebih baik daripada rumput untuk ternak mereka atau pakan yang tahan kekeringan,” kata peneliti hewan Matthieu Bouchon dari Institut Penelitian Pertanian, Pangan dan Lingkungan Nasional Prancis, dikutip dari Science News, Sabtu (14/6/2025).

Bouchon dan timnya menguji 40 sapi perah dari dua induk berbeda dengan simulasi kondisi kekeringan selama lima bulan. Mereka menambahkan pakan berbasis jagung secara bertahap, sambil rutin mengambil sampel susu untuk menilai perubahan kandungan lemak, protein, dan mikroba.

Analisis menggunakan kromatografi gas menunjukkan diet jagung memang mengurangi emisi metana dari sendawa sapi, tapi berdampak pada kualitas keju. Keju dari sapi yang tetap memakan rumput mengandung lebih banyak asam lemak omega-3 yang baik untuk jantung, serta bakteri probiotik yang lebih tinggi.

Untuk menjaga kualitas keju, para peneliti menyarankan produsen tetap menyisipkan pakan hijau segar dalam menu sapi meskipun memberi jagung.

Para ahli yang tidak terlibat dalam riset ini juga mencatat pemanasan global memengaruhi fisiologi ternak. “Sapi mengeluarkan panas untuk mencerna makanan, sehingga jika mereka sudah merasa kepanasan, mereka akan makan lebih sedikit untuk menurunkan suhu tubuh mereka,” kata Marina Danes, ilmuwan peternakan dari Universitas Federal Lavras, Brasil.

Selain itu, stres akibat panas memicu imunosupresi, sehingga hewan rentan sakit.

Di Brasil, peternak sapi perah seperti Gustavo Abijaodi mengubah sistem penggembalaan terbuka menjadi dalam ruangan demi menjaga kenyamanan sapi. Ia mengakui perubahan cuaca ekstrem telah memengaruhi kualitas susu.

“Jika kami dapat menstabilkan efek panas, ternak akan merespons dengan susu yang lebih baik dan lebih bergizi,” ujarnya.

Read Entire Article
Politics | | | |