REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL — Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Senin (22/9/2025) memastikan komitmennya untuk menyelenggarakan pemilihan presiden dan parlemen dalam waktu satu tahun setelah berakhirnya perang Israel di Gaza.
Berbicara melalui video dalam konferensi internasional mengenai Palestina di New York, yang diadakan pada malam Sidang Umum PBB minggu ini, Abbas mengatakan rakyat Palestina menginginkan “sebuah negara yang berdasarkan pluralisme dan peralihan kekuasaan secara damai.”
Presiden Palestina itu juga mendesak negara-negara yang belum mengakui negara Palestina untuk melakukannya.
Mahmoud Abbas kemudian mendesak Israel untuk datang ke meja perundingan guna menghentikan "pertumpahan darah" di Jalur Gaza. "Saya menyerukan Israel untuk segera duduk di meja perundingan guna mengakhiri pertumpahan darah ini dan mewujudkan perdamaian yang adil dan menyeluruh," ujar Abbas saat konferensi tentang Solusi Dua Negara di PBB.
Pemimpin Palestina tersebut juga menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat, Arab Saudi, Prancis, PBB, dan semua mitra "untuk melaksanakan rencana perdamaian yang diadopsi selama konferensi tersebut dalam jangka waktu tertentu."
Abbas merupakan salah satu dari 80 pejabat Palestina yang visanya dicabut oleh Departemen Luar Negeri AS sehingga tidak dapat menghadiri acara PBB pada pekan ini di New York secara langsung
Desakan Abbas dilakukan menyusul gelombang pengakuan dari negara-negara seperti Inggris, Kanada, Australia, dan Prancis terhadap Negara Palestina sebelum dan selama rangkaian acara Sidang Umum PBB di New York, AS. Konferensi Tingkat Tinggi tentang Palestina dan Solusi Dua Negara merupakan bagian dari Sidang Umum PBB (UNGA) ke-80.
KTT tersebut diprakarsai bersama oleh Prancis dan Arab Saudi, masing-masing diwakili oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud. Dalam pidatonya, Emmanuel Macron menyampaikan dukungan yang ditunggu-tunggu publik dalam konferensi yang sama: "Saya menyatakan bahwa hari ini Prancis mengakui negara Palestina."
Selain Prancis, di hari yang sama, Australia, Kanada, dan Portugal juga secara resmi mengumumkan pengakuan mereka terhadap negara Palestina.
sumber : Antara