loading...
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung kian identik dengan julukan Maestro Konsensus sejak resmi dilantik pada 20 Februari 2025. Foto/SindoNews
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung kian identik dengan julukan Maestro Konsensus sejak resmi dilantik pada 20 Februari 2025. Istilah ini muncul di berbagai percakapan masyarakat dan liputan media sebagai simbol komitmen Pramono untuk mengedepankan dialog terbuka dalam merajut aspirasi warga, legislatif, dan pemangku kepentingan lainnya di Ibu Kota yang dinamis.
Pada Pilkada DKI 2024, pasangan Pramono Anung–Rano Karno unggul dalam satu putaran dengan meraih 2.183.239 suara atau 50,07% suara sah. Angka tersebut menunjukkan dukungan luas dari berbagai lapisan masyarakat Jakarta. Survei per Januari 2025 mencatat elektabilitas Pramono terus naik sejak Agustus 2024, mencapai puncaknya pada Desember 2024, berkat platform konsensus yang diusungnya.
Berdasarkan data Bappeda DKI per Mei 2025, realisasi anggaran infrastruktur publik mencapai 22% dari target triwulan pertama, setara sekitar Rp120 miliar untuk perbaikan trotoar dan pelebaran jalur TransJakarta. Evaluasi di lapangan dilakukan secara real time oleh Tim Jaga Jakarta yang dipimpin Koordinator Romadhon Jasn.
Baca juga: Gubernur Pramono Resmikan Transjabodetabek Rute Bogor-Blok M Besok
"Tim ini mencocokkan antara dokumen perencanaan dan kondisi riil di lokasi, sehingga setiap kendala dapat dilaporkan segera," kata koordinator Romadhon Jasn, Kamis (5/6/2025).
Hingga akhir Mei 2025, tercatat 52 dialog publik di 47 kecamatan dengan partisipasi lebih dari 12.300 warga. Forum-forum itu melibatkan tokoh masyarakat, organisasi kepemudaan, akademisi, dan pengusaha untuk membahas isu transportasi, pemukiman, dan penataan ruang. Beberapa rekomendasi hasil diskusi bahkan telah diterjemahkan ke dalam rencana kerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD), misalnya perubahan trase angkutan umum lokal dan penambahan ruang terbuka hijau di kawasan padat.