REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Direktur PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) Rachmat Makkasau menyampaikan pihaknya terus melakukan langkah pemulihan menyeluruh terhadap fasilitas smelter milik AMMAN yang mengalami kendala teknis. Ia mengungkapkan, gangguan pada unit Flash Converting Furnace dan Sulfuric Acid Plant menjadi penyebab utama penghentian sementara operasi pada Juli dan Agustus 2025.
Rachmat menjelaskan, perbaikan di dua unit utama itu memiliki tingkat kompleksitas tinggi sehingga memerlukan waktu cukup panjang untuk memastikan keselamatan dan keandalan fasilitas. AMNT memperkirakan proses perbaikan berlangsung hingga paruh pertama tahun 2026, sembari tetap menjalankan operasi secara parsial dengan peningkatan produksi yang dilakukan hati-hati.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.“Kerusakan ini murni di luar kemampuan kami, tidak disengaja, dan tidak dapat dihindarkan. Kegiatan operasional fasilitas smelter terpaksa dihentikan sementara untuk mencegah kerusakan lebih parah dan risiko bagi keselamatan kerja,” ujar Presdir AMNT di Jakarta, dikutip Sabtu (1/11/2025).
Dengan diperolehnya rekomendasi ekspor konsentrat tembaga sebesar 480 ribu metrik ton kering dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), AMNT kini dapat melanjutkan kegiatan penjualan ekspor hingga April 2026. Langkah ini menjadi dasar bagi Kementerian Perdagangan untuk menerbitkan Surat Persetujuan Ekspor (SPE), sekaligus memastikan operasional tambang tetap berjalan sesuai rencana meski proses perbaikan masih berlangsung.
AMNT mencatat, hingga akhir September 2025, produksi konsentrat tembaga mencapai 310.143 metrik ton kering, di mana 273.506 ton telah diumpankan ke fasilitas smelter. Adapun inventory konsentrat yang tersimpan mencapai 226.637 ton. Sebagian dari jumlah tersebut akan diekspor, sedangkan sisanya akan digunakan untuk proses pengolahan di smelter seiring kemajuan perbaikan fasilitas.
“Perbaikan terhadap komponen utama smelter ini dilakukan secara menyeluruh. Kami tetap berkomitmen menciptakan pertumbuhan berkelanjutan dan nilai jangka panjang bagi industri pertambangan nasional,” ucap Rachmat.
AMNT menargetkan produksi tahun 2025 sebesar 430 ribu metrik ton kering konsentrat tembaga, dengan kandungan sekitar 228 juta pon tembaga dan 90 ribu ons emas. Target tersebut memperhitungkan produksi dari stockpile serta bijih segar berkadar rendah dari lingkar luar Fase 8, di mana kegiatan penambangan masih difokuskan pada pengupasan batuan penutup.

6 hours ago
4






































