REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie menyambut baik komitmen pemerintah untuk membuka peluang investasi yang lebih luas bagi sektor swasta, baik domestik maupun internasional, terutama di bidang infrastruktur strategis.
“Kalau saya sih dari Kadin menyambut baik, terutama tadi beliau Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa membuka peluang seluas-seluasnya kepada swasta, swasta domestik maupun internasional. Nah, buat saya itu suatu angin segar," kata dia dalam pernyataan di Jakarta, Jumat.
Hal tersebut diungkap Anin, sapaan akrabnya, usai menghadiri acara The Interntaional Conference on Infrastructure (ICI) 2025, di JICC Senayan, Jakarta ,12 Juni 2025.
Anindya mengatakan, sinyal konsistensi pemerintah dalam membuka ruang partisipasi swasta sudah terlihat sejak awal tahun.
“Presiden Prabowo memang sudah konsisten menyampaikan ini dari bulan Januari waktu ada acara Musyawarah Konsolidasi Kadin Indonesia,” ujarnya lagi.
Menurut dia, fokus pemerintah pada ketahanan pangan, energi, dan air juga menjadi peluang strategis bagi pelaku usaha di daerah. Ia juga menyoroti besarnya stimulus yang telah digelontorkan pemerintah, termasuk Rp250 triliun untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR), lalu Koperasi Merah Putih yang jumlahnya kurang lebih sama, serta Rp200 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Semua penggelontoran dana tersebut, lanjut dia bakal memberikan dampak berkesinambungan positif yang berkelanjutan.
"Ini semua akan sangat banyak berdampak pada perekonomian Indonesia,” ujarnya.
Lebih lanjut, terkait rencana pembangunan Giant Sea Wall (GSW) atau tanggul laut raksasa senilai 80 miliar dolar AS, pihaknya menilai proyek tersebut sebagai infrastruktur vital untuk keberlangsungan hidup di Pantai Utara Jawa.
“Yang namanya Giant Sea Wall itu adalah urusan livelihood, karena ini di pantai utara Pulau Jawa, yang dimulai dari Jakarta. Jadi ini adalah sesuatu yang memang sudah direncanakan 30 tahun dan wajib untuk dilaksanakan,” katanya.
sumber : Antara