Presiden Macron Ajak Negara Asia Tenggara tak Berpihak AS dan China

1 day ago 8

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan 'koalisi independen' di tengah meningkatnya ancaman dari China dan Amerika Serikat (AS). Macron diundang untuk menyampaikan pidato utama di Shangri-La Dialogue (SLD), Singapura, Jumat (29/5/2025) malam waktu setempat, forum pertahanan dan keamanan untuk Asia.

Di momen itu, Macron mengecam 'keinginan' dan 'keserakahan' kedua negara adidaya tersebut, dan sekali lagi menganjurkan 'jalan ketiga.' Rekannya dari AS memperingatkan Beijing agar tidak menginvasi Taiwan.

Apakah Eropa adalah negeri yang tidak berpihak? Itulah kerangka kerja yang tampaknya digariskan Macron, yang menyerukan aliansi antara benua itu dan negara-negara Asia Tenggara dalam "koalisi independen" yang akan menolak untuk secara sistematis berpihak pada posisi AS atau China, seolah-olah perlu untuk memilih pihak dalam skenario blok-lawan-blok.

"Koalisi negara-negara yang akan mengarungi lautan perdagangan yang ganas dan melindungi barang-barang umum global berupa alam dan iklim (…) koalisi negara-negara yang bertekad untuk tidak menyerah pada keinginan atau keserakahan pihak lain," ungkap MAcron dengan nada yang lebih agresif daripada diplomatis terhadap kedua negara adidaya tersebut dilaporkan La Monde.

Saat ini, kata dia, lebih menyukai konvergensi dan kerja sama lintas negara, daripada blok. "Kita menghadapi tantangan dari negara-negara revisionis yang ingin memaksakan, atas nama wilayah pengaruh, pada kenyataannya, wilayah paksaan," tegas Macron.

Selama pidato utamanya, Macron mengecam invasi Rusia ke Ukraina, permusuhan Israel di Gaza, dan agresi China di perairan Laut Cina Selatan yang disengketakan, dengan menunjukkan bahwa "risiko besar" adalah melupakan prinsip-prinsip universal yang menghubungkan semua konflik. Presiden Prancis adalah pemimpin Eropa pertama yang menyampaikan pidato utama pada dialog tersebut, yang secara luas dianggap sebagai pertemuan puncak pertahanan utama di Asia.

China tidak mengirimkan Menteri Pertahanan Dong Jun ke SLD. Sebaliknya, delegasi dari Universitas Pertahanan Nasional berada di Singapura untuk menghadiri forum tersebut, yang dimulai pada hari Jumat dan akan berlangsung hingga Ahad (1/6/2025).

Mengenai perang di Ukraina, Macron berkata: "Jika kita menganggap bahwa Rusia dapat diizinkan untuk mengambil sebagian wilayah Ukraina tanpa batasan apa pun, tanpa paksaan apa pun, tanpa reaksi apa pun dari tatanan global, bagaimana Anda akan mengungkapkan apa yang dapat terjadi di Taiwan? Apa yang akan Anda lakukan jika sesuatu terjadi di Filipina?"

Read Entire Article
Politics | | | |