REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pada 21 Juni 1970 atau 55 tahun yang lalu Bapak Proklamator, sekaligus Presiden Pertama, Ir Soekarno wafat. Meskipun jasad fisiknya telah tiada, namun seluruh kiprah dan perjuangannya menjadi warisan besar bagi Bangsa Indonesia.
Namanya harum bukan hanya di Indonesia sebagai bapak bangsa, melainkan diberbagai belahan dunia. Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Said Abdullah, mengatakan nama Soekarno dicatat di Rusia, Saint Petersburg Mosque yang dulunya difungsikan sebagai gudang, Bung Karno meminta Nikita Kruschev, pemimpin tertinggi Uni Soviet saat itu untuk mengembalikan fungsinya menjadi masjid, dan kemudian dikenal dengan Masjid Soekarno.
Said menjelaskan, di Aljazair, pemerintah setempat membangun monumen besar Bung Karno dengan telunjuk ke atas sebagai dukungan pembebasan dan kemerdekaan Aljazair dari Perancis. Monumen Bung Karno di didirikan oleh Pemerintah Mexico. Di tengah tengah taman kota berdiri gagah patung Bung Karno.
Sementara itu, kata Said, rakyat dan pemerintah Maroko mengingat jasa dan nama besar Bung Karno, mereka memberi kehormatan melalui pemberian jalan utama dengan nama Sharia Al-Rais Ahmed Soekarno.
Sedangkan di Pakistan, kata Said, rakyat dan pemerintah disana mengingat perjuangan Bung Karno melalui penamaan Soekarno Square yang ada di Peshawar, dan Soekarno Bazar yang berlokasi di Gunj Lahore, keduanya di Pakistan.
“Demikian halnya di Mesir dan Turki, jalan Ahmed Soekarno ditempatkan di salah satu jalan utama di kedua negara tersebut,” ujar Said, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (19/6/2025).
Dia melanjukan,. masih dalam momen memingat Bung Karno, pada 2008 Pemerintah Kuba menerbitkan perangko edisi tokoh penting, salah satunya bergambar Bung Karno.
Terbaru, KBRI Tokyo memberikan penghormatan kepada Bung Karno, dengan membangun monumen Bung Karno yang baru saja diresmikan oleh Mbak Puan Maharani, selaku cucu Bung Karno dan Ketua DPR pada akhir Mei 2025 lalu.
Pertanyaanya mengapa dunia memberi tempat yang tinggi kepada Bung Karno? Said mengungkapkan, jasa besar Bung Karno mengorganisasi bangsa bangsa Asia Afrika untuk memerdekakan diri, melawan kolonialisme dan imperialisme menjadi tonggak penting bagi kebangkitan bangsa bangsa Asia Afrika.
Menurut Said, wajar jika kemudian nama Bung Karno terus bersemayam dalam pikiran mereka karena pikiran pikiran Bung Karno terus relevan dengan dinamika zaman. “Pikiran pikiran Bung Karno menjadi energi pembangkit pemajuan bagi bangsa bangsa Asia dan Afrika,” ujar Said.
Pada puncak peringatan Bulan Bung Karno Juni 2025 ini, DPP PDI Perjuangan akan memusatkan acaranya pada 20–21 Juni 2025 di Makam Bung Karno di Kota Blitar Jawa Timur. Puncak acara akan di isi Pidato Prof Megawati Soekarnoputeri, selaku Ketua Umum PDI Perjuangan pada tanggal 21 Juni 2025.
“Pemusatan kegiatan di area Makam Bung Karno kami niatkan untuk merawat api perjuangan yang diwariskan melalui ajaran ajaran Bung Karno yang menjadi jalan perjuangan politik PDI Perjuangan,” kata Said sembari menambahkan, “Sekaligus mendoakan agar arwah beliau diberikan pahala kebaikan, di beri kemudahan saat yaumul hisab menuju jannatul firdaus.”
Turut menjadi rangkaian acara, DPP PDI Perjuangan pada 20 Mei 2025 mengundang, KH Ahmad Muwawiq, ulama muda kharismatik dari Yogyakarta untuk memberikan tausiah. Pihaknya mengundang Gus Muwafiq karena selain ulama beliau juga memiliki kedalaman ilmu sejarah yang sangat kuat.
Gus Muwafiq akan menjelaskan keislaman Bung Karno, dan pikiran pikiran Bung Karno bagi kemajuan peradaban Islam, serta sejarah perjuangan Bung Karno untuk dunia Islam, Indonesia dan dunia.
BACA JUGA: Misteri Kerugian Israel Akibat Serangan Iran, Begini Pembacaan Para Pakar tentang Fakta Sebenarnya
Sehari setelahnya, pada 21 Juni 2025 pagi setelah seluruh jajaran Partai yang dipimpin oleh Ibu Ketua umum dan para santri dari berbagai pondok pesantren berdoa ke makam Bung Karno dan Pidato Ibu Ketua Umum.
Pihaknya juga mengundang Bapak Prof KH Nasaruddin Umar selaku Menteri Agama sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal untuk memberikan tausiah, seputar Islam, nasionalisme dan agenda Pembangunan Peradaban Bangsa dan Dunia.