Rencana AS Terungkap, TNI Bakal Operasi Bareng IDF di Gaza?

3 hours ago 2

Seorang tentara Israel bergerak di atas kendaraan pengangkut personel lapis baja (APC) di daerah dekat perbatasan Israel-Gaza, terlihat dari Israel selatan, Selasa, 26 Agustus 2025.

REPUBLIKA.CO.ID,  WASHINGTON – Beredar bocoran bahwa Amerika Serikat (AS) berencana membagi Gaza dalam jangka panjang menjadi “zona hijau” di bawah kendali Israel dan militer internasional, tempat rekonstruksi akan dimulai. Sementara “zona merah” sisanya akan dibiarkan begitu saja. 

Menurut dokumen perencanaan militer AS yang dilihat oleh the Guardian dan sumber yang mengetahui rencana Amerika, pasukan asing pada awalnya akan dikerahkan bersama tentara Israel di timur Gaza, meninggalkan jalur yang hancur itu dipisahkan oleh “garis kuning” yang saat ini dikuasai pasukan penjajahan Israel (IDF).

Pada Kamis, militer AS mengharapkan kontribusi inti dari kelompok besar yang disebut sebagai “NATO dan mitranya”, yang mencakup negara-negara di Eropa, Asia, dan Timur Tengah. Indonesia bersama Azerbaijan sebelumnya disebut-sebut dalam negara yang ikut mennyumbang prajurit untuk pasukan stabilisasi internasional (ISF) tersebut.

“Konsep operasi” AS untuk ISF menetapkan bahwa pasukan akan bertugas di “zona hijau saja”. AS membayangkan pengerahan pasukan “mulai dari yang kecil” di wilayah terbatas dengan hanya beberapa ratus tentara, kemudian berkembang perlahan hingga kekuatan penuh 20.000 tentara di seluruh wilayah Gaza. 

Pasukan itu tidak akan beroperasi di sisi barat “garis kuning”, tempat Hamas menegaskan kembali kendalinya. “Anda tidak akan meninggalkan [zona hijau],” kata pejabat AS itu. Dokumen lain menguraikan rencana bagi tentara asing untuk menjaga penyeberangan di sepanjang garis kendali setelah “berintegrasi” dengan pasukan Israel yang ditempatkan di sepanjang garis tersebut. Misi ini diakui mungkin akan membuat khawatir negara-negara yang berpotensi memberikan kontribusi pasukan. 

Mereka khawatir akan terjebak dalam baku tembak antara Hamas dan tentara Israel, dan perbatasan biasanya menjadi titik rawan konflik. Negara-negara yang berpotensi bergabung juga takut membuka jalan bagi tuduhan bahwa ISF mendukung penjajahan Israel di Gaza.

Militer Israel akan “mempertimbangkan persyaratan penarikan” pada tahap selanjutnya ketika keamanan internasional sudah mapan, demikian isi rencana tersebut, tanpa menetapkan batas waktu apa pun. 

Rencana militer AS yang bocor tersebut menimbulkan pertanyaan serius mengenai komitmen Washington untuk mengubah gencatan senjata yang diumumkan bulan lalu menjadi penyelesaian politik abadi dengan pemerintahan Palestina di Gaza, seperti yang dijanjikan oleh Presiden AS Donald Trump.

Tanpa rencana yang layak untuk pasukan penjaga perdamaian internasional, penarikan pasukan Israel, dan pembangunan kembali skala besar, Gaza berisiko terjerumus ke dalam ketidakpastian setelah dua tahun dilanda genosida yang menghancurkan.

Read Entire Article
Politics | | | |