REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta dalam waktu dekat akan memanggil Pemerintah Daerah (Pemda) DIY untuk membahas kesiapan rekayasa lalu lintas menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Langkah ini menyusul setelah adanya imbauan dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X terkait pengendalian arus kendaraan sejak dari perbatasan. Jogja disebut sudah terlalu padat, sehingga kendaraan yang sebenarnya tidak memiliki tujuan ke Kota Yogyakarta diminta untuk tidak melintas melalui pusat kota maupun Ring Road.
"Dalam waktu dekat ini, kita akan mengundang Pemda untuk mendiskusikan bagaimana rancangan lalu lintas menjelang tahun baru dan juga libur Natal," kata Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, Senin (15/12/2025).
Eko mengatakan kondisi arus lalu lintas saat ini memang sudah terasa mulai padat. Imbauan Gubernur DIY yang meminta kendaraan dengan tujuan Jawa Tengah agar tidak melintasi Kota Yogyakarta maupun Ring Road ini guna menekan kepadatan lalu lintas selama libur panjang termasuk pada momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Adapun pembahasan rekayasa lalu lintas tidak dimaksudkan sebagai larangan, melainkan pengaturan agar semua pihak merasa nyaman. Baik masyarakat lokal, wisatawan, hingga pelajar dan mahasiswa yang beraktivitas di Yogyakarta.
Ia menyampaikan bahwa hubungan antara DIY dan Jawa Tengah sebagai wilayah bertetangga harus tetap dikelola dengan pendekatan yang saling menguntungkan meskipun nantinya akan ada pengalihan arus lalu lintas.
"Pada prinsipnya kita dengan Jawa Tengah itu tetangga yang baik, nanti akan didiskusikan bersama," ungkapnya.
"Jadi bukan dilarang gitu ya. Ini kan lalu lintas sedang padat-padatnya," ujar Eko menambahkan.
Lebih lanjut, Eko menekankan prinsip utama dalam pengaturan lalu lintas Nataru adalah menciptakan kenyamanan bagi semua pengguna jalan.
"Prinsipnya masyarakatnya senang, wisatawannya juga senang, pelajar mahasiswanya juga senang dan tentunya semua nanti akan dibantu atur lalu lintasnya," kata dia.
Sebelumnya, Sultan HB X menyampaian perlunya pengendalian arus kendaraan sejak dari perbatasan wilayah. Menurut Sultan, Yogyakarta sudah terlalu padat sehingga kendaraan yang sebenarnya tidak memiliki tujuan ke Kota Yogyakarta diminta tidak melintas melalui pusat kota maupun Ring Road. Apalagi di momen setiap momen liburan, DIY selalu diserbu kendaraan pribadi dari berbagai daerah. Sultan menyebut kepadatan paling sering terjadi di sisi timur, terutama akibat kendaraan dari arah Solo melalui gerbang tol yang langsung mengarah ke Jalan Solo.
"Ada problem masalah volume kendaraan, yang masuk maupun yang keluar. Mungkin mobilitasnya tinggi, faktanya bagaimana harus dihindari lewat Jalan Solo karena Jalan Solo itu sudah crowded, sama Ring Road," kata Sultan kepada wartawan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (11/12/2025).
Sultan menyoroti banyaknya kendaraan yang sebenarnya menuju Purworejo, Semarang, atau Magelang, namun tetap memaksa masuk ke Kota Yogyakarta. Padahal, kondisi kota sudah padat bahkan sebelum puncak libur Nataru.
"Kalau mereka memang maunya ke Purworejo, maunya ke Semarang, lewat Magelang, ya jangan masuk kota, jangan masuk Ring Road, gitu loh. Sehingga (kendaraan yang membuat macet diahlihkan -Red) mundur, tidak dari Ring Road, tapi dari Prambanan," ucap Sultan.
Sultan juga menjelaskan, kendaraan menuju Purworejo dapat diarahkan melalui Piyungan, Bantul. Sementara kendaraan menuju Magelang atau Semarang dapat keluar melalui Tempel tanpa harus masuk ke wilayah Kota Yogyakarta.
Menurut Sultan, Jalan Solo dan Ring Road saat ini sudah berada pada titik padat. Karena itu, pemecahan arus kendaraan harus dilakukan sejak awal.

3 hours ago
4












































