REPUBLIKA.CO.ID, SANAA – Kelompok Houthi dari Yaman ikut meluncurkan rudal ke bagian tengah wilayah Israel. Rudal tersebut dilaporkan tak berhasil dicegat dan menimbulkan korban jiwa.
Yahya Saree, juru bicara militer Kelompok Houthi, Ansar Allah, mengatakan bahwa mereka melakukan operasi militer terhadap sasaran sensitif Israel di wilayah Jaffa yang diduduki. Saree menambahkan dalam pernyataan yang dibuat Ahad pagi bahwa operasi tersebut membersamai operasi pembalasan yang dilakukan militer Iran.
Otoritas Penyiaran Israel mengatakan bahwa Israel berada di bawah serangan gabungan oleh rudal dari Iran dan Yaman serta pesawat tak berawak. Radio Israel melaporkan bahwa peluncuran rudal dari Iran dan Yaman dikoordinasikan dengan kedatangan kawanan drone di wilayah Tel Aviv.
Media Israel melaporkan bahwa Israel berada di bawah serangan ganda besar-besaran yang dilakukan oleh drone dan rudal. Militer Israel melaporkan bahwa beberapa rudal yang menargetkan wilayah tengah negara itu ditembakkan dari Yaman.
Dalam pernyataan yang disiarkan oleh Al Masirah TV, Kelompok Houthi mengatakan serangan itu dilakukan berkoordinasi dengan militer Iran dan melibatkan sejumlah “rudal balistik hipersonik Palestina 2”. Dikatakan bahwa target tersebut adalah situs “sensitif” dari “musuh Israel di wilayah Jaffa yang diduduki”.
Setidaknya empat orang tewas dalam serangan di Israel tengah dan puluhan lainnya terluka. Setidaknya empat orang lainnya juga tewas dalam serangan sebelumnya di Israel utara.
Sementara itu, media Israel memberitakan bahwa Angkatan Udara Israel mengeklaim melakukan operasi pembunuhan di Yaman. Perusahaan Penyiaran Israel mengutip seorang pejabat yang mengatakan, "Jika operasi di Yaman berhasil, ini akan menjadi sangat signifikan."
Axios mengutip seorang pejabat senior Israel yang mengatakan bahwa Israel berusaha membunuh Kepala Staf Houthi, Mohammed Abdul Karim al-Ghamari. Channel 12 Israel mengutip sumber keamanan yang mengatakan bahwa jika serangan di Yaman berhasil, maka hal itu akan menjadi perkembangan dramatis.
Serangan baru ini terjadi ketika pemimpin gerakan Houthi Ansar Allah di Yaman, Abdulmalik al-Houthi, menyatakan dukungannya terhadap tanggapan Iran terhadap Israel, dan mengancam Tel Aviv dengan “perang terbuka dan berkelanjutan.” Hal ini disampaikan dalam pidato yang disiarkan televisi oleh saluran satelit Al-Masirah pada Sabtu malam.
Seorang anggota Biro Politik Ansar Allah, Hazam al-Assad, menyatakan pada Sabtu malam bahwa Zionis sedang mengarang kemenangan palsu untuk menutupi kegagalannya yang semakin besar. Komentarnya, yang dibagikan di X, muncul sebagai tanggapan terhadap klaim media Israel bahwa serangan udara di Sanaa telah menargetkan dan mungkin membunuh seorang komandan tertinggi Ansar Allah.
Otoritas Penyiaran Israel menuduh Angkatan Udara Israel menyerang seorang pejabat tinggi di Yaman, mengklaim bahwa sasarannya adalah Kepala Staf kelompok tersebut. Anggota Biro Politik lainnya, Ali al-Qahoum, menolak klaim tersebut dan menyebutnya sebagai bagian dari kampanye kebingungan yang lebih luas, dan menyebut pendudukan Israel “histeris, impoten, dan lebih tidak stabil dibandingkan sebelumnya.”
Dia menyoroti perlawanan yang tak tergoyahkan di Gaza dan menunjuk pada agresi “Israel” terhadap Iran, yang diikuti dengan respons Iran yang menghancurkan, sebagai tanda-tanda kelemahan Israel. Al-Qahoum menegaskan kembali komitmen Ansar Allah terhadap Palestina, dengan menyatakan bahwa Yaman telah membentuk “dukungan yang kuat, efektif, dan berkelanjutan” untuk perjuangan Gaza “sampai kemenangan.”