Setop Makan Malam Larut, Kebiasaan Ini Berisiko Bikin Jantung 'Bermasalah'

6 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Waktu makan ternyata memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan jantung. Sejumlah penelitian ilmiah terbaru menunjukkan menyelaraskan waktu makan dengan ritme alami tubuh atau jam biologis dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung.

Dosen fakultas kedokteran IPB University dr Agil Wahyu Wicaksono mengatakan bahwa makan terlalu malam atau saat tubuh bersiap istirahat dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, tekanan darah tinggi, resistensi insulin, dan gangguan metabolisme lainnya. Kebiasaan ini dapat berkontribusi terhadap penyakit kardiovaskular.

“Sebaliknya, makan lebih awal, terutama sarapan sehat di pagi hari dan makan malam sebelum pukul 8 malam, terbukti memperbaiki proses metabolik, serta menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol,” kata dr Agil dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (25/4/2025).

Ia menyebut studi besar NutriNet-Sante menemukan bahwa orang yang makan pertama setelah pukul 09.00 dan terakhir pukul 21.00 memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit jantung dan stroke. Sementara itu, memperpanjang durasi puasa pada malam hari juga terbukti mengurangi risiko stroke.

Menurut dr Agil, membiasakan sarapan juga memiliki manfaat bagi kesehatan jantung. Sebuah tinjauan sistematis yang melibatkan hampir 200 ribu orang dari AS dan Jepang menunjukkan bahwa melewatkan sarapan meningkatkan risiko penyakit jantung hingga 21 persen dan kematian dari segala penyebab sebesar 32 persen.

“Tidak sarapan dapat memicu kenaikan berat badan, gangguan tekanan darah, serta masalah metabolik yang memicu penyakit jantung. Ketidakaturan makan, terutama jika mengganggu ritme sirkadian tubuh, juga dapat memperburuk metabolik secara keseluruhan,” kata dia.

American Heart Association menyatakan makan terlalu dekat dengan waktu tidur berisiko menyebabkan obesitas dan sindrom metabolik. Studi eksperimental turut mengungkapkan bahwa konsumsi kalori dalam jumlah besar pada pagi hari lebih sehat dibandingkan makan besar di malam hari.

“Pola ini meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan kadar gula darah dan trigliserida, serta mengurangi peradangan. Bahkan, membatasi waktu makan hingga pukul 6 sore dapat membantu menurunkan berat badan dan biomarker peradangan dalam tubuh,” kata dia. Dokter Agil mengatakan, strategi pola makan seperti early time-restricted eating (eTRE) dan metode intermittent fasting seperti alternate-day (ADF ) juga terbukti bermanfaat untuk menurunkan berat badan, tekanan darah, dan memperbaiki kadar lemak tubuh.

Read Entire Article
Politics | | | |