Stok Makanan Menipis, UNRWA: Kelaparan Semakin Parah di Gaza

2 hours ago 2

Anak-anak pengungsi Palestina antri untuk menerima porsi makanan pada 10 Maret 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat di Jalur Gaza kini berada di jurang kelaparan yang semakin dalam seiring dengan menipisnya persediaan makanan di tengah konflik berkepanjangan dengan Israel.  Menurut Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), stok makanan yang kian menipis di Jalur Gaza memperparah kelaparan di wilayah kantong Palestina itu di tengah perang Israel yang menghancurkan.

"Kelaparan semakin parah di Gaza," kata badan PBB untuk pengungsi Palestina itu dalam sebuah pernyataan pada akhir pekan lalu.

Penduduk, termasuk anak-anak, berharap bisa mendapatkan makanan untuk bertahan hidup dari organisasi-organisasi amal, kata UNRWA. Disebutkan bahwa persediaan tepung di Gaza semakin berkurang pekan ini.

"Hampir 3 ribu truk bantuan UNRWA bersiap memasuki Gaza. Pengepungan harus dihentikan," kata UNRWA.

Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan anak-anak Palestina di Gaza menderita kelaparan karena Israel terus mencegah masuknya pasokan makanan dan kebutuhan pokok lain. Dia menyebut kelaparan di wilayah itu "bermotifkan politik” karena izin untuk memasukkan pasokan makanan "tidak dihiraukan" oleh Israel.

Sejak 2 Maret, Israel menutup pintu penyeberangan ke Gaza sehingga bantuan makanan, medis, dan bantuan kemanusiaan tidak bisa masuk, sehingga memperparah bencana kemanusiaan, menurut laporan pemerintah dan organisasi-organisasi HAM dan internasional. Hampir 51.500 warga Palestina di Gaza telah terbunuh oleh serangan brutal Israel sejak Oktober 2023. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.

Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional karena perang yang dilancarkannya di wilayah Palestina itu.

Read Entire Article
Politics | | | |