Subaru Alihkan Investasi dari Mobil Listrik ke Hybrid Senilai 1,5 Triliun Yen

3 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO — Subaru Motor Corporation akan mengurangi investasi jangka pendek pada kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dan mengalihkan sebagian besar sumber daya ke pengembangan mobil hibrida, dalam rencana elektrifikasi senilai 1,5 triliun yen (sekitar 9,74 miliar dolar AS).

Perusahaan menyatakan total anggaran tersebut tetap tidak berubah, tetapi akan diklasifikasikan ulang sebagai “investasi pertumbuhan,” dengan penyesuaian waktu dan alokasi dana mengikuti perubahan permintaan konsumen serta kebijakan insentif pemerintah.

Dalam konferensi kinerja keuangan, Presiden Subaru Atsushi Osaki mengatakan, sebagaimana dikutip Nikkei Asia, “Melihat meningkatnya permintaan terhadap kendaraan hibrida dan penilaian ulang terhadap mesin pembakaran internal, kami menilai tepat untuk menunda investasi besar-besaran dalam produksi massal EV.”

Subaru akan menambah porsi belanja untuk model hibrida dan bensin, serta mempertimbangkan peluncuran tipe kendaraan baru. Dari total rencana 1,5 triliun yen hingga 2030, sekitar 300 miliar yen telah digunakan, sementara 1,2 triliun yen sisanya akan ditinjau kembali.

Perusahaan belum mengungkap rincian alokasi dana lanjutan. Namun, rencana meluncurkan empat SUV listrik murni hasil pengembangan bersama Toyota hingga akhir 2026 tetap berjalan. Subaru juga tengah mempertimbangkan menunda peluncuran empat model EV internal yang semula dijadwalkan pada 2028.

Langkah ini diambil di tengah ketidakpastian pasar utama Subaru di Amerika Serikat, di mana hampir separuh penjualan berasal dari unit impor Jepang. Perusahaan juga harus menavigasi dampak kebijakan tarif dan perubahan regulasi di pasar tersebut.

Pembaruan strategi ini disampaikan bersamaan dengan laporan kinerja keuangan paruh pertama tahun fiskal yang berakhir pada 30 September 2025.

Subaru mencatat pendapatan naik 5,3 persen menjadi 2,38 triliun yen dari 2,26 triliun yen pada periode sama tahun sebelumnya. Namun, laba operasional anjlok 53,8 persen menjadi 102,67 miliar yen, dari sebelumnya 221,99 miliar yen.

Laba sebelum pajak turun menjadi 129,47 miliar yen dari 220,97 miliar yen, sementara laba bersih setelah pajak sebesar 39 miliar yen tercatat 90,44 miliar yen, turun 44,6 persen dibandingkan 163,06 miliar yen pada tahun lalu.

Meski demikian, Subaru mempertahankan proyeksi laba bersih untuk tahun fiskal yang berakhir Maret 2026 sebesar 160 miliar yen, turun 53 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Perusahaan memperkirakan kebijakan tarif akan berdampak negatif terhadap laba setahun penuh sebesar 210 miliar yen, dan telah memulai program efisiensi biaya senilai 200 miliar yen hingga 2030.

Read Entire Article
Politics | | | |