Tantangan Kebijakan Manajemen Talenta Murid

1 day ago 9

loading...

Hendarman - Analis Kebijakan Ahli Utama pada Kemendikbudristek/ Dosen Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan. Foto/Dok Pribadi

Hendarman
Analis Kebijakan Ahli Utama pada Kemendikdasmen/Dosen Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan

Pembangunan nasional Indonesia yang berkeadilan dan berkelanjutan memerlukan sumber daya manusia (SDM) unggul yang mampu menghadapi tantangan zaman, baik di tingkat nasional maupun global. Belajar dari beragam pengalaman negara maju, ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas menjadi keniscayaan. Pentingnya SDM yang berkualitas sesungguhnya sudah ditegaskan sejak hampir dua dekade lalu. Ini tersurat dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 yang mengamanatkan pentingnya pembangunan SDM secara holistik, mencakup pembangunan manusia sebagai subyek (human capital], objek (human resources), dan penikmat pembangunan sejak dalam kandungan sampai akhir hayat.

Namun, pada kenyataannya masih ditemukan sejumlah tantangan penerapan manajemen talenta di dalam konteks Indonesia. Tantangan tersebut harus menjadi perhatian bagi setiap pemangku kepentingan yang relevan sehingga tidak menjadi penghambat bagi kemajuan berbangsa dan bernegara yang ditandai oleh kualitas SDM yang unggul dan kompetitif. Tantangan tersebut harus segera diatasi agar tidak menghambat perubahan masyarakat yang bermutau dan berkeadaban dengan pelibatan semesta.

Distribusi Talenta yang Tidak Merata
Terkait distribusi maka yang terjadi adalah konsentrasi talenta berkualitas yang cenderung muncul hanya di daerah perkotaan dan jarang yang muncul di daerah di luar perkotaan. Misalnya, kalau diperhatikan data prestasi murid dala, berbagai macam ajang talenta maka talenta berkualitas muncul lebih banyak dari satuan pendidikan swasta dibandingkan satuan pendidikan negeri.

Tantangan di atas disebabkan kurangnya insentif atau penghargaan dari pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan lainnya di tingkat daerah terhadap capaian misalnya murid-murid yang berprestasi dalam berbagai ajang pada berbagai tingkat. Akibatnya, para talenta yang potensial tersebut kehilangan kesempatan untuk lebih meningkatkan prestasinya.

Minimnya Sistem Identifikasi dan Pengembangan Talenta
Minimnya sistem identifikasi dan pengembangan talenta yang diindikasikan dengan tidak adanya sistem nasional yang sistematis untuk mengidentifikasi dan mengembangkan potensi talenta dimulai dari satuan pendidikan, dan bahkan juga bagi para guru atau kepala sekolah yang berbakat. Apabila sistem identifikasi bakat dan minat ini tersedia maka akan dapat dilakukan pemetaan talenta yang ada dan bagaimana proses pembinaan yang dapat diberikan terhadap masing-masing talenta sesuai dengan minat dan bakat serta potensi untuk berhasil dan sukses ke depan di berbagai ajang dan forum.

Tantangan ini muncul karena belum sadarnya berbagai pemangku kepentingan di berbagai tingkat tentang pentingnya dan manfaatnya potensi talenta yang optimal dalam kaitan mengangkat dan mengembangkan daerah masing-masing. Hal lain yaitu bahwa prioritas pembangunan daerah yang mungkin tidak menempatkan pengembangan talenta sebagai salah satu prioritas dalam visi misi daerah karena mungkin lebih mengutamakan pada pembangunan infrastruktur.

Read Entire Article
Politics | | | |