Telkom Perkenalkan StuntingHub, Platform Solusi Pantau Cegah Stunting

5 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) resmi meluncurkan program penanganan stunting terpadu yang menggabungkan inovasi teknologi digital dan pemberdayaan komunitas lokal. Program ini dilaksanakan sejak Maret hingga Juni 2025 di empat wilayah prioritas, yakni Pamekasan (Jawa Timur), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Makassar (Sulawesi Selatan), dan Senaru (Nusa Tenggara Barat).

“Melalui pendekatan berbasis komunitas dan pemanfaatan teknologi, program ini bertujuan memberikan solusi konkret dalam mengatasi masalah stunting yang hingga kini masih menjadi tantangan serius di berbagai daerah di Indonesia,” ujar SGM Social Responsibility Telkom, Hery Susanto, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (18/6/2025).

Hery menyatakan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen Telkom dalam memperluas dampak sosial melalui pemanfaatan digitalisasi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan mendasar bangsa. Ia meyakini digitalisasi harus mampu menjangkau akar permasalahan sosial, termasuk isu stunting yang sangat krusial.

“Melalui StuntingHub, kami tidak hanya menghadirkan solusi berbasis teknologi, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal sebagai pelaku utama perubahan. Inisiatif ini selaras dengan upaya Telkom dalam mendukung pencapaian SDGs dan mendorong masyarakat yang mampu membawa dampak nyata bagi lingkungannya,” lanjut Hery.

Telkom memperkuat peran sebagai katalisator perubahan sosial dengan mengedepankan pendekatan berbasis data dan teknologi. Integrasi platform digital dengan peran aktif komunitas lokal menjadi strategi jangka panjang dalam meningkatkan kualitas kesehatan anak dan keluarga.

“Upaya ini sekaligus menjadi kontribusi nyata Telkom dalam mendukung agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 2 (Tanpa Kelaparan) dan poin 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), demi terciptanya generasi masa depan yang lebih sehat dan tangguh,” kata Hery.

Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur mencapai 37,9 persen, tertinggi secara nasional. Hery mengatakan, program ini diawali dengan Training of Trainer (ToT) bagi para kader kesehatan lokal, yang dibekali keterampilan digital serta pemahaman komprehensif mengenai isu stunting dan gizi anak.

“Salah satu inovasi utama dari inisiatif ini adalah penerapan aplikasi StuntingHub, sebuah platform digital yang dikembangkan Telkom untuk membantu kader dalam melakukan pencatatan, pemantauan, dan pelaporan pertumbuhan anak secara berkala,” ucap Hery.

Setelah pelatihan, para kader melaksanakan penyuluhan di berbagai titik layanan masyarakat, seperti puskesmas, balai desa, dan tempat ibadah. Secara bersamaan, aplikasi StuntingHub mulai diimplementasikan di lapangan dan dioperasikan secara langsung oleh kader yang telah terlatih.

Sebagai bagian dari intervensi gizi, program ini juga mencakup pelaksanaan 90 Hari Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk anak-anak dengan status gizi buruk. Menu makanan yang diberikan dirancang berbasis pangan lokal, seperti nasi jagung, sayur kelor, pepes ikan, dan bubur labu, yang dimasak kader secara mandiri menggunakan bahan yang tersedia di lingkungan setempat. Distribusi makanan dilakukan setiap hari ke rumah-rumah sasaran.

Kegiatan ini mendapat dukungan luas dari berbagai pemangku kepentingan daerah. Di Kabupaten Manggarai Barat, pembukaan program dihadiri oleh Wakil Ketua PKK, Maria Falentina Meli; Kepala Dinas Kesehatan, Adrianus Ojo; Kepala Telkom Labuan Bajo, Natris Humris; perwakilan Yayasan Sundelion, Rizkiana Putri; serta jajaran Puskesmas Batu Cermin.

Program ini juga dilaksanakan di Senaru, Pamekasan, dan Makassar dengan respons positif dari masyarakat. Di masing-masing wilayah, kader kesehatan tidak hanya menjalankan pemantauan gizi, tetapi juga berperan sebagai agen perubahan yang mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

“Kami tinggal di kaki gunung, kadang akses ke puskesmas susah. Dengan adanya program ini, kader sering datang membawa makanan sehat dan memeriksa perkembangan anak saya. Saya juga diajari cara memasak dari bahan yang ada di kebun sendiri,” ujar warga Desa Senaru, NTB, Liana Sari.

Oleh Muhammad Nursyamsyi

Read Entire Article
Politics | | | |