Tingkatkan TKDN, Proline Maksimalkan Penggunaan Bahan Baku Dalam Negeri

6 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Prodia Diagnostic Line (Proline) berupaya memaksimalkan penggunaan bahan baku dalam melakukan produksi. Saat ini, tingkat komponen dalam negeri Proline masih di atas 40-60 persen.

"Kami masih ounya tantangan karena masih ada material yang impor seperti enzim, sehingga hal itu menyebabkan TKDN tidak bisa setinggi yang diharapkan," ujar Direktur Proline Cristina Sandjaja usai meresmikan fasilitas produksi baru di Kawasan Industri Jababeka III, beralamat di Jl Tekno Boulevard Blok A3 - 3A, 5, 6, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (25/4/2025).

Untuk terus mendorong peningkatan TKDN di atas 40 persen, Proline berupaya memaksimalkan penggunaan bahan baku lokal, khususnya untuk bahan nonenzim dan bahan kemas, serta memproduksi sendiri komponen berbahan metal untuk seluruh instrumen yang dihasilkan. 

Terkait relaksasi TKDN, Cristina mengatakan ini saat ini justru menjadi ketidakpastian. Relaksasi tersebut tak hanya berdampak ke produsen alat kesehatan tapi juga seluruh barang dan jasa yang diproduksi di Indonesia.

"Selama ini TKDN melindungi produk dan jasa dalam negeri, ini akan berbahaya kalau tidak dilindungi pemerintah, bagaimana produk bisa bersaing," lanjutnya.

Ia berharap ke depan produk dalam negeri bisa menopang sistem kesehatan di Indnonesia. "Kita harapkan produk dalam neheri semakin berkualitas," lanjutnya.

Direktur Keuangan Prodia Liana Kuswandi mengatakan relalsasi TKDN justru menjadi pemantik perusahaan untuk berkembang. "Perusahaan didirikan untuk kemandirian, dan jaga supply chain," katanya.

Perusahaan afiliasi dari PT Prodia Widyahusada 

Tbk (PRDA) ini baru saja meresmikan fasiitas produksi terbarunya. Dengan peresmian ini, Proline dapat meningkatkan kapasitas produksi untuk berbagai lini, termasuk Kimia Klinik, Hematologi, Rapid Test, dan Instrumen Diagnostik. 

"Saat ini, produk Proline telah digunakan oleh lebih dari 7.000 fasilitas kesehatan baik pemerintah maupun swasta termasuk puskesmas, rumah sakit, dan klinik di seluruh Indonesia. Kami terus memperkuat komitmen 

untuk menghadirkan produk berkualitas tinggi buatan lokal yang mampu menjangkau lebih banyak fasilitas kesehatan,” katanya.

Fasilitas produksi baru ini mampu mendongkrak peningkatan produksi berbagai lini, seperti pada produk Kimia Klinik yang naik 3 kali lipat menjadi 960.000 kit per tahun, Rapid Test meningkat 4,5 kali lipat menjadi 22,5 juta tes, dan instrumen naik 4 kali lipat menjadi 4.000 unit per tahun, serta penambahan fasilitas baru untuk biomolekuler dengan kapasitas hingga 5 juta tes per tahun. Target jangka panjangnya adalah memenuhi kebutuhan seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia serta memperluas penetrasi pasar ekspor hingga 20 persen lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.

Read Entire Article
Politics | | | |