UI Kembangkan Koloni Lebah Tanpa Sengat di Pesantren Raudhatul Quran Klaten

1 day ago 8
 Dok Humas UI) UI kembangkan kewirausahaan berbasis peternakan lebah tanpa sengat di Pesantren Raudhatul Quran 1 Klaten. (Foto: Dok Humas UI)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Universitas Indonesia (UI) jalankan Program EduBee guna tingkatkan edukasi ekologi dan kewirausahaan berbasis peternakan lebah tanpa sengat di Pesantren Raudhatul Quran 1 Klaten.

Program dimulai sejak Februari 2025 dan merupakan bagian dari Hibah Seed Funding Lektor Kepala Skema Hibah Pengabdian Masyarakat, yang diusulkan oleh Dr. Tania Surya Utami bersama tim dari Program Studi Teknik Bioproses, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik (FT) UI.

Menurut Dr. Tania, budi daya lebah tanpa sengat memiliki beberapa keunggulan, terutama dalam hal keamanan, manfaat ekonomi, serta lingkungan yang ditawarkan.

Baca juga: Seminar Awam Bicara Sehat RSUI, Kupas Tuntas Talasemia

Lebah tanpa sengat tidak menyengat, sehingga aman untuk dibudidayakan di mana saja, termasuk perkotaan.

Selain itu, lebah ini menghasilkan produk bernilai tinggi seperti madu, propolis, dan serbuk sari.

Untuk itu, sebanyak 60 koloni lebah tanpa sengat ditempatkan di dua lokasi, yakni area pesantren dan kawasan depo pasir abu batu di lereng Merapi.

Hasil monitoring menunjukkan seluruh koloni dalam kondisi aktif dan sehat. Aktivitas pencarian makan berjalan konsisten mulai pagi hingga menjelang siang hari.

Baca juga: Kelurahan Mekarjaya Depok Ajak Warganya Dukung Program Sembako Rakyat Minyak Jelantah, Cegah Pencemaran Lingkungan

Koloni di lokasi depo pasir abu batu memperlihatkan perkembangan paling pesat, menandakan potensi area tersebut sebagai lokasi budi daya yang optimal.

“Untuk menjalankan program ini, 36 santri dilibatkan dalam pelatihan dan pengelolaan koloni lebah. Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan tentang peran ekologis dan potensi ekonomi lebah tanpa sengat, tetapi juga menanamkan keterampilan praktik budi daya yang dapat terus berkembang secara mandiri,” jelas Dr. Tania dalam keterangan yang diterima, Selasa (03/06/2025).

Perwakilan Pesantren Raudhatul Qur’an Klaten, Ustadz Zaim, menyebut kegiatan ini memberikan banyak manfaat, di antaranya meningkatkan kesadaran santri akan lingkungan, menciptakan peluang usaha baru, serta memberikan keterampilan pengelolaan peternakan.

Baca juga: Depok Wajibkan Elektronik Siap Nikah dan Hamil, Cegah New Stunting

Lebah yang berkembang dapat mendukung proses penyerbukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman di sekitar pesantren.

“Kegiatan EduBee menginspirasi para santri dan memberikan pengalaman edukasi, terutama dalam memahami pentingnya ekosistem lebah bagi lingkungan. Melalui program ini, wawasan santri terkait kewirausahaan berbasis pelestarian alam menjadi terbuka. Kami berharap program ini terus berlanjut dan memberikan manfaat nyata tidak hanya bagi pesantren kami, tetapi juga bagi pesantren-pesantren lain di Indonesia,” ungkap Ustadz Zaim.

Selain memberikan manfaat edukatif dan ekologis, program EduBee berpotensi untuk mendorong pergerakan ekonomi di lingkungan pesantren.

Baca juga: Kampung KB di Depok Juara Jabar, Optimistis Sabet Prestasi Nasional

Dengan mengembangkan lebah tanpa sengat, pesantren dapat membuka peluang usaha mandiri yang berkelanjutan, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren.

Model ini dapat diterapkan di pesantren lain, menjadi katalis pertumbuhan ekonomi berbasis ekologi dan memberdayakan komunitas lokal.

Atas program pengabdian ini, Dekan FTUI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D., memberikan apresiasi kepada seluruh sivitas UI yang terlibat.

Baca juga: Keren! Mahasiswa UI Kumpulkan Dana, Jual Makanan untuk Gelar Kejuaran Taekwondo

Ia mengatakan, program EduBee memperlihatkan komitmen FTUI untuk mengintegrasikan pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat dalam menciptakan solusi berkelanjutan yang berdampak nyata.

"Melalui program ini, kami berharap FTUI tidak hanya memperkuat pendidikan kewirausahaan, tetapi juga berkontribusi dalam pelestarian ekosistem lokal di Indonesia," terangnya. (***)

Read Entire Article
Politics | | | |