loading...
Wakil Menteri Agama H. R. Muhammad Syafi’i atau yang akrab disapa Romo Syafi’i menegaskan pentingnya penguatan toleransi umat beragama melalui ketaatan pada ajaran agama masing-masing. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) menurut Wamenag, adalah garda terdepan dalam upaya tersebut.
Hal ini disampaikan Wamenag saat bertemu dengan para tokoh yang tergabung dalam FKUB saat kunjungan kerja ke Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali. “Saat ini pemerintah memiliki mata dan telinga hingga ke ruang-ruang yang tak terduga. Salah satu instrumen pentingnya adalah Bapak dan Ibu FKUB yang hadir di ruangan ini,” kata Wamenag di Bali, Kamis (17/7/2025).
Karena itu, ia berharap FKUB terus memperkuat perannya di tengah masyarakat yang majemuk, sekaligus menjadi pelindung nilai-nilai harmoni dan kebersamaan. Dalam giat bertajuk 'Internalisasi Ajaran Agama dan Penguatan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) serta Tokoh Agama dalam Merawat Kerukunan dan Harmoni di Indonesia Merespons Isu Global' tersebut, Wamenag juga mengapresiasi peran FKUB yang selama ini menjadi mitra strategis pemerintah.
Baca Juga: Mengapa Jumat Disebut Hari Rayanya Umat Islam?
Ia juga menekankan bahwa ketaatan umat dalam beragama menjadi kunci terwujudnya toleransi. "Kalau ingin terwujud toleransi beragama yang berkualitas dan tidak mudah diganggu oleh siapa pun, maka setiap penganut agama harus menjalankan ajarannya masing-masing secara baik dan benar," ujarnya.
Romo Syafi’i mengingatkan bahwa ceramah atau khutbah yang mengandung provokasi dan ajakan untuk memecah belah harus diwaspadai. Namun, ia menekankan bahwa hal tersebut tidak boleh dijadikan alasan untuk menyalahkan ajaran agama itu sendiri.
“Tidak ada satu pun agama yang mengajarkan perpecahan. Jika ada penceramah yang menyebarkan ujaran kebencian, itu bukan kesalahan agama, tetapi individu,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Bali Komang Sri Marheni menyampaikan bahwa menjaga kerukunan adalah kerja kolektif yang membutuhkan sinergi berbagai pihak, terutama dalam menghadapi tantangan global. “Merawat kerukunan bukan hanya tugas pemerintah. Ini gerakan bersama yang melibatkan FKUB, tokoh agama, penyuluh, guru, hingga penghulu. Semua harus bersatu padu menghadirkan keteladanan nyata di era digital ini,” tuturnya.
Acara ini turut dihadiri Direktur Urusan Agama Katolik Salman Habeahan, Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Bali H. Syarif Hidayatullah, Kepala Kankemenag Kabupaten/Kota se-Bali, para pimpinan madrasah, serta tokoh agama dan masyarakat.
(aww)