REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Warga Kota Bandung mengaku belum puas dengan kinerja yang diperlihatkan oleh pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung Farhan dan Erwin selama memimpin kurang lebih tiga bulan. Mereka belum merasakan kepemimpinannya dan program-program belum terealisasikan.
Data tersebut terungkap dalam survei kepuasan masyarakat Kota Bandung yang dilakukan oleh lembaga survei Parameter Konsultindo pada tanggal 3 hingga 10 Mei. Mereka melibatkan 485 responden yang tersebar di 104 kelurahan dari 24 kecamatan di Kota Bandung.
Metodologi survei yang digunakan yaitu multistage random sampling, margin of error 4,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Persentase responden laki-laki 50,3 persen dan perempuan 49,7 persen.
Hasil survei tersebut memperlihatkan, warga yang tidak puas sebanyak 30,7 persen sedangkan tidak tahu 16,9 persen. Mereka yang mengaku puas sebanyak 25,2 persen dan cukup puas 16,7 persen.
Alasan mereka tidak puas karena program belum terealisasikan sebesar 26,4 persen, belum terasa kinerja 18,6 persen dan tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 40 persen. Selain itu sebanyak 40 persen masyarakat merasa kurang puas dalam membereskan masalah di pinggir Kota Bandung.
Founder Lembaga Survei Parameter Konsultindo Agus Ariwibowo mengatakan masyarakat sudah mulai teredukasi atau tersosialisasikan tentang sosok Wali Kota Bandung dan program-program yang digulirkan. Namun, memang dari sisi kepuasan baru di angka 44 persen.
"Kalau dilihat dari kepuasan baru 44 persen tapi ini juga 44 persen ini kan modal awal beliau bagian pun juga belum tiga bulan tapi sudah punya 44 persen itu satu awal yang baik," ujar Agus saat menyampaikan survei di Bandung, Senin (2/6/2025).
Menurutnya, yang perlu digarisbawahi, kepemimpinan bukan sebuah adu lari cepat akan tetapi panjang termasuk dalam menyelesaikan persoalan-persoalan di lapangan. Ke depan, ia menyebut tiga isu utama yang mendesak ditangani yaitu sampah, lapangan pekerjaan dan kemacetan.
"Temuan ini menunjukkan bahwa masyarakat Bandung menuntut akselerasi kinerja. Mereka tidak hanya ingin janji, tapi tindakan nyata dalam tiga isu pokok yaitu kebersihan kota, ekonomi warga dan mobilitas harian," kata dia.
Ia mengatakan masyarakat berharap pemerintah segera merealisasikan penciptaan 15 ribu lapangan kerja, permasalahan sampah dan pengembangan UMKM. Ari menyebut masyarakat menginginkan hasil yang nyata dan terasa dalam kehidupan sehari hari. "Dengan tingkat ketidakpuasan yang lebih tinggi dari kepuasan, ini jadi alarm evaluasi awal ekspektasi warga terhadap perubahan itu sangat tinggi dan harus dijawab cepat," kata dia.