Home > Nasional Friday, 18 Jul 2025, 07:04 WIB
Indramayu dikenal sebagai wilayah rawan kekeringan setiap musim kemarau

TOPNEWS62.COM, INDRAMAYU — Menghadapi potensi krisis air bersih akibat musim kemarau, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengambil langkah antisipatif dengan membangun delapan titik sumur bor di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto meresmikan salah satu sumur bor tersebut yang berlokasi di Desa Jayamulya, Kecamatan Kroya, pada Kamis (17/7). Pembangunan ini merupakan bagian dari strategi penguatan fase pencegahan bencana, khususnya menghadapi kekeringan yang kerap melanda wilayah pesisir utara Jawa.
“Ini adalah bentuk nyata dari upaya pencegahan sebelum bencana terjadi. Kita harus terus meningkatkan kesiapsiagaan, salah satunya melalui penyediaan sumber air bersih,” tegas Suharyanto.
Program pembangunan sumur bor dilakukan secara bertahap. Tahap pertama mencakup empat titik di Kecamatan Eretan, dengan anggaran Rp1,65 miliar. Tahap kedua menyasar empat titik lainnya, termasuk Desa Jayamulya. Total anggaran mencapai Rp3,3 miliar yang bersumber dari Dana Siap Pakai (DSP) BNPB.
Pelaksanaan proyek ini menggandeng Pusat Teritorial Angkatan Darat (Pusterad) dan BPBD Kabupaten Indramayu. Sumur bor yang dibangun merupakan tipe artesis dengan kedalaman 120—130 meter, dilengkapi pompa submersible dan kapasitas tampung hingga 5.000 liter. Fasilitas ini diproyeksikan mampu melayani kebutuhan air bersih bagi sekitar 1.200 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 4.200 jiwa.
Suharyanto menegaskan bahwa pencegahan harus menjadi prioritas dalam penanggulangan bencana. "Penanganan bencana tidak hanya saat kejadian, tapi juga sebelum bencana datang. Pencegahan seperti ini sangat penting untuk meminimalkan dampak," katanya.
Selain Indramayu, BNPB juga akan membangun sumur bor di Subang dan Cirebon. Tidak menutup kemungkinan jumlah titik di Indramayu akan bertambah, menyesuaikan dengan kebutuhan daerah dan aspirasi masyarakat.
Turut hadir dalam peresmian ini Kepala Pusterad TNI, Bupati Indramayu, Wakil Bupati Subang, Wali Kota Cirebon, serta unsur Forkopimda Kabupaten Indramayu.
Indramayu sendiri dikenal sebagai wilayah rawan kekeringan setiap musim kemarau. Pada pertengahan 2024 lalu, lebih dari 700 hektare sawah terdampak, dan warga kesulitan mendapatkan air bersih.
Nining Arsini (40), warga Desa Jayamulya sekaligus tokoh masyarakat setempat, menyampaikan rasa syukurnya atas bantuan sumur bor ini. “Tahun 2023 dan 2024 adalah masa paling sulit. Panen gagal, dan air bersih susah. Dengan adanya sumur bor ini, warga merasa sangat terbantu,” ungkapnya.