Benarkah Ada Genosida Terhadap Umat Kristen di Nigeria? Ini Faktanya

2 days ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS – Narasi bahwa sedang terjadi genosida terhadap umat Kristiani di Nigeria belakangan marak beredar di media sosial, dipanas-panasi klaim senator AS Ted Cruz beberapa waktu lalu. Ia berupaya menggalang dukungan dari rekan-rekan Kristen evangelis dan mendesak Kongres untuk menetapkan Nigeria sebagai pelanggar kebebasan beragama. Apa yang sedianya terjadi di lapangan?

Cruz, anggota Komite Hubungan Luar Negeri Senat dari Partai Republik, ingin Nigeria ditetapkan sebagai negara yang menjadi perhatian khusus karena negara tersebut memiliki “pelanggaran berat” terhadap kebebasan beragama. Negara-negara yang ditunjuk termasuk Pakistan, Afghanistan dan Cina . Penunjukan tersebut dapat mengakibatkan sanksi AS. RUU yang diperkenalkannya bulan lalu sedang menunggu tindakan Senat dan belum ada kepastian apakah RUU tersebut akan disetujui.

Klaim Cruz digaungkan oleh beberapa selebritas dan komentator di AS, tanpa bukti, bahkan ada yang menuduh adanya “genosida umat Kristen.” Klaim itu kerap dijadikan sandaran untuk mengkritik mereka-mereka yang menyuarakan terjadinya genosida di Gaza. Tak seperti yang ditudingkan terjadi di Nigeria, berbagai lembaga internasional, para pakar, bahkan lembaga HAM di Israel telah menyepakati bahwa genosida memang terjadi di Gaza.

Jadi, apa yang sebenarnya terjadi di Nigeria? Ini fakta-faktanya dirangkum the Associated Press.

Baik umat Kristen maupun Muslim Jadi Korban

Penduduk Nigeria yang berjumlah 220 juta jiwa terbagi hampir sama antara umat Kristen dan Muslim. Negara ini telah lama menghadapi ketidakamanan dari berbagai pihak termasuk kelompok ekstremis Boko Haram, yang berupaya menerapkan interpretasi radikal terhadap hukum Islam dan juga menargetkan umat Islam yang mereka anggap sesat.

Serangan di Nigeria mempunyai motif yang berbeda-beda. Ada pula aksi-aksi yang bermotif agama yang menyasar warga Kristen dan Muslim, bentrokan antara petani dan penggembala karena berkurangnya sumber daya, persaingan komunal, kelompok separatis, dan bentrokan etnis.

Meskipun warga Kristen termasuk di antara mereka yang menjadi sasaran, para analis mengatakan mayoritas korban kelompok bersenjata adalah Muslim di wilayah utara Nigeria yang mayoritas penduduknya Muslim, tempat sebagian besar serangan terjadi.

Baik komunitas maupun kelompok Muslim dan Kristen, dalam berbagai kesempatan telah menuduh adanya “genosida” dalam serangan bermotif agama terhadap kedua belah pihak. Serangan semacam ini sering terjadi di wilayah utara-tengah dan barat laut, yang merupakan salah satu bentuk kekerasan lainnya, dengan konflik petani-penggembala yang terjadi antara komunitas petani – yang sebagian besar beragama Kristen – dan para penggembala Fulani yang sebagian besar beragama Islam.

Joseph Hayab, mantan ketua Asosiasi Kristen Nigeria di negara bagian Kaduna, salah satu kelompok yang paling terkena dampak ketidakamanan, membantah klaim “genosida umat Kristen.”

Meski ribuan umat Kristen telah dibunuh selama bertahun-tahun, “keadaannya jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya,” kata Hayab, seraya memperingatkan bahwa setiap kematian adalah hal yang patut dikutuk.

Pemerintah Nigeria menolak klaim Cruz, yang telah dibahas di kalangan masyarakat Nigeria. “Tidak ada upaya sistematis dan disengaja baik oleh pemerintah Nigeria atau oleh kelompok serius mana pun untuk menargetkan agama tertentu,” kata Menteri Penerangan Idris Muhammed kepada The Associated Press.

Nigeria dimasukkan ke dalam daftar negara yang menjadi perhatian khusus oleh AS untuk pertama kalinya pada tahun 2020 karena apa yang disebut oleh Departemen Luar Negeri sebagai “pelanggaran sistematis terhadap kebebasan beragama.” Pernyataan tersebut tidak hanya menyebutkan serangan terhadap umat Kristen. Penunjukan tersebut dicabut pada 2023 dalam apa yang dilihat oleh para pengamat sebagai cara untuk meningkatkan hubungan antar negara menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri Antony Blinken.

Menanggapi klaim terbaru dari para komentator AS, Asosiasi Kristen Nigeria mengatakan bahwa mereka telah berupaya untuk menarik perhatian selama bertahun-tahun terhadap “penganiayaan terhadap umat Kristen di Nigeria.”

Dalam laporannya pada 2024, Komisi Kebebasan Beragama Internasional AS menyoroti serangan yang menargetkan umat Kristen dan Muslim dalam apa yang disebutnya sebagai pelanggaran kebebasan beragama sistematis di Nigeria. “Kekerasan berdampak pada sejumlah besar warga Kristen dan Muslim di beberapa negara bagian di Nigeria,” tambah komisi tersebut.

sumber : The Associated Press

Read Entire Article
Politics | | | |