Bobibos Diklaim Setara RON 98, Praktisi Migas Sarankan Kolaborasi dengan Pertamina dan BRIN

3 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Praktisi migas Hadi Ismoyo menilai inovasi bahan bakar orisinal buatan Indonesia (Bobibos) perlu dikaji lebih mendalam sebelum masuk ke pasar secara luas. Menurutnya, bahan bakar yang diklaim setara RON 98 itu bisa dikembangkan lewat penelitian komprehensif bersama lembaga riset energi dan BUMN migas.

Hadi menjelaskan, pengujian lanjutan perlu dilakukan demi memastikan performa, keamanan, dan kompatibilitas bahan bakar terhadap berbagai jenis kendaraan dalam jangka panjang. Hasil penelitian tersebut, kata dia, idealnya dipublikasikan secara terbuka di forum ilmiah dalam dan luar negeri agar validitasnya teruji secara akademik dan industri.

“Jika diperlukan bisa kerja sama dengan Pertamina dan pusat-pusat penelitian hilir migas milik negara seperti BRIN. Dengan pendampingan hukum yang kuat, inovatornya juga terlindungi secara paten,” ujar Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) periode 2016–2022 kepada Republika, Kamis (6/11/2025).

Hadi menuturkan, dari keterangan pengembang yang disampaikan ke media, Bobibos disebut berbahan dasar tanaman yang mudah tumbuh di tegalan dan sawah. Warna bahan bakar putih untuk jenis bensin dan merah untuk diesel disebut mirip dengan hasil olahan bioetanol dari singkong atau bahan sejenis, serta biodiesel dari keluarga tanaman kelapa sawit.

Menurutnya, klaim Bobibos yang telah lolos uji Lemigas dan mencapai RON 98 patut diapresiasi. Namun, penjelasan terkait komposisi zat dan karakter kimia bahan bakar tersebut belum dipaparkan secara lengkap. Ia menambahkan, transparansi hasil uji laboratorium penting untuk memastikan keamanan produk sebelum dipasarkan.

Ia juga menyoroti pernyataan pengembang yang sempat menyebut harga jual Bobibos sama atau bahkan sedikit lebih tinggi dari Rp13 ribu per liter. Hal ini, kata Hadi, menjadi pekerjaan rumah tersendiri dalam menilai klaim harga yang dikatakan lebih murah dari bahan bakar sekelas Pertamax.

“Isu harga dan performa perlu dibuktikan lewat pengujian dan perbandingan terukur. Selain itu, perlu dilihat apakah bahan bakar ini kompatibel dengan pemakaian jangka panjang tanpa menimbulkan kerusakan mesin,” tutur Dewan Penasihat IATMI periode 2025–2028 ini.

Ia menegaskan, penelitian lanjutan dan koordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) perlu dilakukan untuk menyiapkan tahap pilot project berskala industri sesuai standar internasional. Langkah itu sekaligus dapat menjawab sejumlah pertanyaan teknis yang muncul dari publik dan komunitas migas.

Menurut Hadi, gagasan Bobibos merupakan langkah positif menuju kemandirian energi nasional. Namun, prosesnya harus berbasis riset, keterbukaan data, dan kolaborasi dengan lembaga resmi agar dapat diterima pasar dengan aman dan berkelanjutan.

Read Entire Article
Politics | | | |